/, Tokoh Alkitab/Seri Paulus : Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Seri Paulus : Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Kisah kehidupan Paulus dari pertobatannya sampai dia menjadi Kristen dewasa yang kita simak dalam tiga edisi lalu e-Build! membuat kita mengerti bahwa Tuhan berdaulat atas hidup setiap orang. Allah sanggup mengubah yang buruk menjadi baik. Kali ini, kita akan melihat bahwa setelah menjadi dewasa rohani, Paulus mulai bergerak mempraktikkan imannya untuk menggenapi rencana Tuhan atas hidupnya. Inilah perjalanan misi Paulus yang pertama,

Allah telah merancang sedemikian rupa setiap perjalanan hidup kita. Demikian juga dengan Paulus. Ketika Allah memanggil dia untuk melakukan tugas misi memberitakan injil Kerajaan-Nya, Allah tidak membiarkan Paulus bekerja sendiri. Allah memilih Barnabas untuk menjadi rekan sekerja bagi Paulus.

Barnabaslah yang pertama-tama menerima pertobatan Paulus dan meyakinkan rasul-rasul bahwa Paulus sungguh telah diubahkan Allah menjadi manusia baru (Kis. 9:27). Pada suatu saat, Barnabas hadir bersama Paulus dalam pertemuan doa puasa bersama para pemimpin gereja yang lain. Lalu, berkatalah Roh Kudus kepada mereka, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka,” (Kis. 13:2). Mereka berespons terhadap perintah Tuhan ini dengan meneguhkan yang telah Roh Kudus katakan; mereka mengutus Paulus dan Barnabas sesuai perintah Roh Kudus untuk pergi melakukan misi Allah. “Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi,” (Kis. 13:3). Lukas mencatat kelanjutan peristiwanya, “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus,” (Kis. 13:4).

Dalam misi pertama itu, Paulus dan Barnabas tiba di Seleukia, yang juga sebuah pelabuhan di kota Antiokhia. Seleukia adalah pelabuhan pemberangkatan mereka sebelum pelayaran ke Siprus. Yohanes yang disebut Markus juga turut dalam perjalanan tersebut untuk membantu mereka. Di mana saja Paulus singgah dan melakukan misi Allah dalam perjalanan pertamanya?

 

Paulus di Siprus

Singkatnya, tibalah pula Paulus dan tim di kota Salamis, pelabuhan utama di Pulau Siprus. Masyarakat Yahudi banyak bermukim di Salamis sehingga di sana banyak dibangun sinagoge untuk mereka beribadah. Karena itulah, Paulus dan Barnabas tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka segera mendatangi sinagoge untuk memberitakan Firman Tuhan. Kemudian mereka mengelilingi pulau Siprus hingga tiba di kota Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus, yang adalah seorang tukang sihir dan nabi palsu. Baryesus adalah kawan gubernur pulau itu, yang bernama Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena dia ingin mendengar Firman Allah. Kesempatan seperti itu tidak disia-siakan oleh Paulus dan Barnabas, mereka segera berangkat untuk menemui gubernur tersebut. Namun, selalu ada saja orang yang menghalangi pemberitaan injil. Baryesus, atau disebut juga Elimas, mengetahui tujuan Paulus dan Barnabas hingga berusaha mati-matian untuk menghalang-halangi mereka. Tujuan Elimas adalah membelokkan gubernur pulau itu dari imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Paulus yang kesal karena niat Elimas yang jahat ini menghardik dia, “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari,” (Kis. 13:10-11). Seketika itu juga Elimas merasa diliputi kabut dan gelap, hingga dia meraba-raba untuk mencari orang lain supaya menuntun dia. Melihat apa yang terjadi, terbukalah hati gubernur itu dan dia percaya kepada Yesus.

 

Paulus di Pamfilia

Setelah kota sebelumnya, Paulus dan tim meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga, ibu kota Pamfilia. Inilah pemberhentian kedua dalam perjalanan misi pertama Paulus. Di Pamfilia ini Yohanes Markus keluar dari tim pelayanan misi Paulus dan kembali ke Yerusalem, karena sebuah konflik. Konflik memang bisa terjadi dalam sebuah tim, seperti perbedaan pendapat, rasa tidak nyaman saat melayani, atau rasa rindu pada keluarga. Kita patut waspada agar jangan sampai konflik yang terjadi memadamkan api misi. Paulus menata hatinya untuk tidak terpengaruh dengan konflik-konflik yang terjadi, karena pekerjaan Tuhan harus terus dilanjutkan meskipun ada anggota tim pelayanan yang mengundurkan diri. Demikianlah mereka melanjutkan pelayanan berikutnya. Dikatakan, “Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ,” (Kis. 13:14).

Paulus dan tim pun diberi kesempatan untuk berkhotbah di rumah ibadat. Ketika para pejabat rumah ibadat berkata, “Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!” (Kis. 13:15), itu menjadi kesempatan terbaik bagi Paulus untuk menyampaikan kabar baik tentang Yesus, dan Paulus pun mulai berkhotbah. Banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama lain yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.

 

 Paulus di Ikonium, Listra, dan Derbe

Berikutnya, Paulus dan tim pelayanannya berhenti di Ikonium. Di Ikonium ini mereka tinggal beberapa waktu untuk mengajar dengan tanda-tanda mukjizat dari Allah. Banyak orang menjadi percaya Yesus, tetapi ada pula yang tidak percaya kemudian menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu sehingga mereka menyingkir ke Listra. Di Listra, Paulus menyembuhkan orang yang lumpuh kakinya sejak lahir. Alhasil, Paulus dan Barnabas dianggap dewa oleh penduduk setempat. Bukannya tersanjung oleh pemujaan itu, keduanya mengoyakkan pakaian mereka untuk bisa memberi bukti kepada penduduk bahwa mereka hanyalah manusia biasa. Mereka menunjukkan diri sebagai pemberita injil bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Itu saja. Namun, tantangan berubah. Datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, membujuk orang-orang untuk memihak mereka dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu dan menyeretnya ke luar kota. Syukurlah, Tuhan meloloskan mereka dan keesokan harinya mereka berangkat ke Derbe.

 

 Paulus dari Derbe kembali ke lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi

Dari Derbe, Paulus dan Barnabas memperoleh banyak murid. Kemudian mereka kembali ke Antiokhia, Listra, dan Ikonium. Di lokasi-lokasi itu mereka bertemu dengan murid-murid yang sebelumnya menjadi percaya dan mereka menetapkan penatua-penatua. Mereka tinggal lama bersama murid-murid itu, juga menguatkan dan menasihati jemaat yang terbentuk itu untuk tetap bertekun di dalam iman.

Dari rangkaian kunjungan mereka dalam perjalanan misi ini, kita melihat walaupun mengalami banyak sengsara, Paulus dan Barnabas tidak menyerah dengan imannya. Keteladanan dan iman mereka telah menghasilkan buah yang lebat dan injil Kerajaan Allah makin tersebar luas ke bangsa-bangsa. Dalam edisi mendatang, kita akan mengikuti perjalanan Paulus yang selanjutnya.

2023-08-01T14:32:32+07:00