SETENGAH HATI
Seorang pendeta merasa kesal hatinya karena diminta oleh jemaatnya untuk mendoakan sapinya yang sakit. Dengan setengah hatipun ia berdoa, “Pi, pi, jika mau mati, matilah. Jika mau hidup, hiduplah. Amin!”
Beberapa hari kemudian anggota jemaat tersebut menyuruh anaknya untuk pergi ke rumah pendeta tersebut sambil membawa buah-buahan sebagai tanda terima kasih karena sapi mereka telah sembuh. Ternyata saat itu pendeta tersebut sedang terbaring karena sakit. Dengan mengendap-endap si anak itupun lalu masuk, dan kemudian menumpangkan tangannya pada pendeta tersebut serta mengucapkan doanya dengan keras, “Pak, pak, jika mau mati, matilah, dan jika mau hidup, hiduplah. Amin!” Kontan sipendetapun melompat, terbangun dari tidurnya dengan rasa malu.
“Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)
sumber: secangkir sup bagi jiwa anda #4, Metanoia Publishing