///Spooring and Balancing

Spooring and Balancing

Beberapa pekan lalu ketika berkendara, keponakan saya merasa bahwa mobil yang kami kendarai agak cenderung bergerak sendiri ke arah kiri, apalagi pada saat melaju dengan kecepatan tinggi. Selain itu, saya pun merasakan bahwa ketika pedal rem diinjak pada tingkat kecepatan tertentu, terasa sekali roda-roda mobil agak bergetar.

Sebelum perjalanan itu, anak saya sebenarnya pernah menyampaikan gangguan-gangguan ini, tetapi saya tidak mengambil tindakan karena kurang perhatian dan akhirnya lupa. Sehari-harinya, mobil ini biasa dikendarai oleh sopir kami, dan saya tidak pernah menerima laporan atau keluhan serupa dari si sopir. Jadilah, kondisi mobil memang tidak pernah diperbaiki. Namun karena kejadian dalam perjalanan bersama keponakan itu, kembali saya menanyakannya kepada sopir kami, lalu barulah dia menyampaikan permasalahan yang sama. Ah, rupanya ini masalah yang telah dirasakan oleh semua orang yang menggunakan mobil ini…

Singkatnya, saya langsung mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki mobil. Menariknya, saya mengamati bahwa perhatian dan tindakan nyata baru saya lakukan setelah kejadian terakhir, yaitu berdasarkan masukan dari keponakan saya itu. Masukan dari anak saya, meski mungkin sopir kami juga menyampaikan hal yang sama, ternyata tak membuat saya bertindak. Mengapa demikian? Apa yang membedakan masukan-masukan itu?

Perbedaannya satu saja: keponakan saya bukan hanya menyampaikan masalah, melainkan juga memberikan solusi atas masalah tersebut. Dia menyampaikan bahwa ada masalah dengan kemudi mobil yang cenderung mengarah ke kiri, dan itu perlu diatasi dengan spooring and balancing. Dia juga memberikan rekomendasi bengkel yang tepat untuk hal ini, karena bengkel itu terbukti sangat ahli mengatasi masalah melalui spooring and balancing. Masukan yang disertai saran solusi praktis seperti ini memudahkan saya untuk memahami masalah yang ada dan memperbaikinya. Saya membawa mobil itu ke bengkel yang direkomendasikan, lalu mendapatkan solusi untuk kedua masalah sekaligus, yaitu arah kemudi serta rem yang membuat roda bergetar. Sekarang mobil saya sudah kembali normal dan berfungsi dengan baik.

Dari situasi ini, saya belajar tentang satu hikmat kehidupan. Sering kali, kita berhadapan dengan teman yang memiliki masalah dalam hidupnya. Kita menyampaikan atau mengingatkan kepadanya tentang keberadaan masalah ini. Namun, kita lupa untuk memberikan solusi atau nasihat praktis berupa cara untuk dia bisa keluar dari masalahnya. Kita cenderung melihat masalah itu saja sebagai fokusnya, tanpa menyadari penyebab di balik masalah itu dan memikirkan solusinya. Alhasil, masukan yang kita berikan tidak menolong teman kita itu.

Mari kita mencoba mengganti cara kita memberi masukan. Selain memberikan masukan dan menyatakan kasih, mari kita juga memberikan nasihat praktis sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang kita pegang. Arahkan hidup teman kita ini untuk bergerak menuju arah prinsip hidup yang benar, dengan melakukan hal-hal benar yang akan menjadi solusi bagi masalahnya: misalnya, agar dia mulai rutin bersaat teduh dan mencatat Firman yang direnungkannya, agar dia memberi diri untuk dimuridkan oleh seorang pemimpin rohani, atau agar dia mulai hidup berkomunitas dengan saudara-saudari seiman yang bisa menolong menyelesaikan masalahnya. Mungkin kita tidak bisa menolongnya secara langsung dengan kemampuan kita sendiri, tetapi dengan mengarahkannya secara praktis, kita membantu teman kita mendapatkan solusi atas masalah hidupnya.

Kalau mobil kita bermasalah dengan berbagai fungsinya, temukan masalahnya dan pergilah ke bengkel yang tepat untuk memperbaikinya.
Kalau teman kita bermasalah dengan hidupnya, temukan masalahnya dan arahkan dia ke prinsip-prinsip hidup yang benar secara praktis yang kita sendiri hidupi pula, yaitu prinsip hidup Kristus dan kebenaran Firman-Nya. Tolonglah dia untuk menemukan komunitas yang tepat yang akan terus menemaninya dalam kebersamaan mengerjakan berbagai solusi hidup.
Mari, jadikan hidup kita bermakna dan berdampak nyata bagi orang lain, karena kita sedang berjalan dalam visi Bapa Surgawi bagi dunia ini.
“Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.” (1 Tes. 5:11)

2021-06-27T20:29:01+07:00