1 Yohanes
Surat Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang yang percaya di mana-mana, bukan kepada salah satu jemaat di satu kota atau golongan tertentu. Di dalamnya ada banyak persamaan dengan Injil Yohanes. Surat ini mulai dengan memperkenalkan Yesus sebagai Firman yang tinggal di antara kita. Baik Injil Yohanes maupun Surat Yohanes ini membicarakan terang dan gelap, hidup dan kematian, kebenaran dan dusta, kasih dan kebencian.
Yohanes menulis sebagai seorang ayah. Delapan kali ia memberi nasehat kepada “anak-anaknya”: jangan berbuat dosa (1 Yoh. 2:1); kenallah Bapa (1 Yoh. 2:13); ketahuilah inilah akhir zaman, antikristus akan datang dan memang sekarang ada banyak antikristus (1 Yoh. 2:18); tinggallah di dalam Kristus, supaya siap pada hari kedatanganNya (1 Yoh. 2:28); jangan disesatkan oleh seorangpun (1 Yoh. 3:7); kasihilah saudara-saudara dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yoh. 3:18); kalahkan dunia dan nabi-nabi palsu (1 Yoh. 4:4); dan waspadalah terhadap segala berhala (1 Yoh. 5:21). Kalau kita taat kepada nasehat-nasehat itu, kita akan menang atas dosa, hawa nafsu, pengajaran sesat, iblis dan antikristus, dan kita akan siap untuk bertemu dengan Yesus saat Ia datang kembali!
Yohanes juga memberi pengajaran penting mengenai dosa. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yoh. 3:4). Yesus yang tidak berdosa, datang ke dunia untuk menghapuskan dosa manusia dan menghancurkan Iblis (1 Yoh. 3:5 & 8). Kita lahir dari Allah dari benih Allah yang tidak dapat berdosa (1 Yoh. 3:9). Namun, kita semua masih berdosa (1 Yoh. 1:8), karena itu kita perlu berjalan dalam terang, bersekutu satu dengan yang lain dan darah Kristus akan menyucikan kita dari segala dosa (1 Yoh. 1:7). Namun demikian walaupun kita berdosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus (1 Yoh. 2:1). Inilah sebabnya, kita perlu selalu mendoakan diri sendiri dan juga saudara kita yang jatuh dalam dosa (1 Yoh. 5:16-17).
Yohanes memberi panduan untuk kita dapat menguji diri, apakah kita sungguh mengenal Allah. Bagaimana kita tahu bahwa kita mengenal Allah? Kita mentaati perintahNya dan FirmanNya (1 Yoh. 2:3 & 5), kita menuruti FirmanNya dan sempurna dalam kasih (1 Yoh. 2:5), kita menyerahkan nyawa kita untuk saudara kita (1 Yoh. 3:16), kita mengasihi saudara kita dengan perbuatan dan kebenaran (1 Yoh. 3:19), kita tinggal di dalam Dia (1 Yoh. 3:24), kita mengaku bahwa Yesus datang dalam bentuk daging sebagai manusia (1 Yoh. 4:2), kita mendengar pesan utusanNya (1 Yoh. 4:6), kita diberikan Roh Allah (1 Yoh. 4:13) dan kita mengasihi Allah (1 Yoh. 5:2).
Surat Yohanes yang pertama mengingatkan kita tentang akhir zaman dan kedatangan antikristus. Yesus berkata bahwa pada akhir zaman kasih banyak orang akan jadi dingin (Mat. 24:12). Marilah kita merenungkan surat ini dan mempersiapkan diri menghadapi akhir zaman!
II Yohanes
Dalam surat kedua, Yohanes memperkenalkan diri sebagai seorang penatua. Surat kedua itu ditulis kepada Ibu terpilih dan anak-anaknya. Ibu terpilih itu boleh dimengerti secara rohani sebagai sebuah sidang jemaat, atau juga boleh dimengerti secara harafiah, yaitu seorang wanita dan keluarganya.
Berita intinya adalah panggilan untuk hidup di dalam kebenaran. Yang diterangkan adalah kehidupan yang penuh dengan kebenaran dan kasih (2 Yoh. 1:1-6), di mana keadaan bahaya akan dialami oleh mereka yang tidak berjalan menurut kebenaran itu (2 Yoh. 1:7-11). Yohanes banyak member peringatan tentang penyesat dan antikristus yang sudah muncul. Jangan kita bersekutu dengan orang sesat itu! Inilah berita inti 2 Yohanes: Tinggal dalam kasih! Tinggal dalam kebenaran Firman Allah!
III Yohanes
Dalam surat ketiga, Yohanes menulis sebagai penatua kepada penatua lain yang bernama Gayus. Yohanes tidak hanya berbicara tentang berjalan dalam kebenaran, tetapi juga menganjurkan kerja sama antar saudara-saudara dalam Tuhan. Dalam 3 Yohanes, kita dapat membaca nama tiga orang yang adalah pemimpin jemaat.
* Gayus, seorang pemimpin yang hidup di dalam kebenaran, dalam iman dan kasih. Jemaat menyaksikan kasihnya. Tim rasuli yang diutus ke sana diterima oleh dia dengan baik.
* Demetrius, juga adalah seorang pemimpin. Tetapi sifatnya berbeda. Ia ambisius, dan mau ambil tempat terkemuka di antara mereka. Ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap Yohanes dan tim rasuli yang diutus Yohanes tidak diterima. Bahkan dia mencegah dan mengucilkan orang dari jemaat yang mau terima mereka.
* Demetrius yang lainnya, seorang pemimpin lain. Dia juga terima kesaksian yang baik dari dalam jemaat dan dari luar.
Surat ini menyatakan bahayanya orang yang mau jadi terkemuka dan tidak mau mengakui pemimpin dan pelayan lain dari Tubuh Kristus. Dari surat itu kami juga melihat peran tim apostolik yang jalan dari jemaat kepada jemaat untuk menguatkan iman orang yang percaya. Setiap jemaat perlu dipimpin oleh penatua yang hidup dalam kasih, kebenaran, kerendahan hati dan persatuan dan selalu siap menerima pelayanan dari rasul-rasul dan tim apostolik.
Surat Yudas
Jemaat-jemaat Kristus sudah berjalan selama lebih dari 30 tahun dengan mengalami banyak penganiayaan, tetapi sekarang mereka menghadapi ancaman yang lebih berbahaya, yaitu tantangan dari guru-guru palsu yang menyusup ke dalamnya. Yudas memanggil Gereja agar kembali kepada iman yang asli, yang didasarkan Firman Tuhan.
Surat Yudas menghantar kita untuk masuk ke dalam Kitab Wahyu. Yudas meletakkan dasar dengan mengambil contoh dari Kitab Kejadian (Kain, Henokh, Adam, Sodom dan Gomora), dari Kitab Keluaran (Bileam dan Korah) dan dari kitab Ulangan (Musa). Yudas juga menyebut tentang malaikat Mikhael yang disebut dalam kitab Daniel. Suratnya itu didasarkan atas Injil Tuhan Yesus Kristus. Juga ada kaitan erat dengan apa yang ditulis rasul Paulus and rasul Petrus tentang pengejek-pengejek pada akhir zaman. Isinya juga mirip dengan peringatan-peringatan dalam Surat 2 Petrus.
Masalah terbesar yang dihadapi jemaat yang dituju oleh Surat Yudas adalah orang-orang fasik yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah mereka. Mereka fasik, menyalahgunakan kasih karunia Allah, melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penguasa.
Yudas mengingatkan kita akan tiga macam hukuman: orang Israel yang tidak percaya akan dibinasakan, malaikat yang jatuh akan diikat dengan rantai kekal dan Sodom dan Gomorah akan dihukum dengan api yang kekal.
Yudas meneguhkan nubuat Henokh bahwa Tuhan datang menghakimi orang fasik, yang memiliki tujuh cirri sbb:
1. Perbuatan fasik
2. Kata-kata nista
3. Menggerutu
4. Mengeluh tentang nasibnya
5. Hidup menuruti hawa nafsunya
6. Mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan
7. Menjilat orang untuk mendapat keuntungan
Bagaimana menghadapi hal-hal ini? Kita harus ingat perkataan rasul-rasul Yesus yang berkata akan ada pengejek-ejek yang hidup menurut hawa nafsu dan hidup tanpa Roh Kudus. Karena itu kita dipanggil untuk membangun diri, berdoa dalam Roh, memelihara diri dalam kasih, menantikan rahmat Tuhan, menunjukkan belas kasih kepada sebagian orang dan yang lain merampas dari api.
Yudas menutup suratnya dengan ucapan pujian dan pengharapan yang patut kami naikkan selalu kepada Tuhan yaitu, bahwa kita tidak akan tersandung, tetapi akan menghadap Dia dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan (Yud. 24-25). Inilah inti berita dalam surat ini: panggilan untuk kita terus berjuang untuk iman, sampai titik terakhir kita menghadap Dia.