Selamat Tahun Baru 2023!
Kita patut bersyukur atas satu tahun yang baru lagi yang Tuhan berikan untuk kehidupan kita, baik secara pribadi maupun bersama keluarga dan di dalam komunitas. Apabila kita mengamati masa pandemi Covid-19, kita dapat melihat bahwa Tuhan telah mengguncangkan segala sesuatu, yang tujuannya adalah agar kehidupan dan komunitas kita dapat kembali berlandaskan Kerajaan-Nya. Segala sesuatu ini termasuk kehidupan pribadi, keluarga, komunitas gereja, alam, ekonomi, politik, kehidupan sosial, dan lain-lain. Semuanya diguncang keras, seperti kata Firman Tuhan, hingga hanya tinggal satu hal yang tidak terguncangkan, yaitu Kerajaan Allah (Ibr. 12:28-29). Sementara itu, Tuhan menunjukkan bahwa segala hal di dalam kehidupan dan komunitas kita yang tidak berlandaskan Kerajaan-Nya akan guncang dan runtuh. Apa maksudnya?
Kerajaan Allah adalah kehadiran dan pemerintahan Allah atas bidang atau area kehidupan apa pun. Segala sesuatu di dalam hidup kita, keluarga kita, komunitas kita, gereja kita, pekerjaan atau usaha kita, semuanya pada akhirnya bersama-sama akan memengaruhi lingkungan kita dan ujungnya dunia ini. Lewat setiap guncangan yang terjadi, kita dapat mengevaluasi diri dalam semua area kehidupan ini untuk melihat apakah kita hidup berlandaskan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Area kehidupan yang hancur atau runtuh akibat guncangan di dunia berarti area kehidupan yang belum berlandaskan Kerajaan Allah; karena hanya Kerajaan Allah-lah yang tidak terguncangkan. Jika kita mengalami ada area kehidupan yang hancur atau runtuh oleh guncangan di dunia, mari kembali ke fondasi batu karang yang teguh itu: Yesus Kristus dan Kerajaan-Nya. Ini berarti kita perlu melakukan “penyelarasan kembali” (“realigning”) dan “pembangunan kembali” (“rebuilding”) agar semua area kehidupan kita, yang pribadi maupun dalam komunitas, menjadi selaras dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah serta dibangun kokoh di atas landasan Yesus Kristus.
Hal-hal apakah yang perlu diselaraskan dan dibangun kembali dalam kehidupan dan komunitas kita? Dalam Ibrani 12:18-13:21, penulis kitab Ibrani memberikan petunjuk praktis bagaimana meyelaraskan dan membangun kembali kehidupan dan komunitas kita, yaitu dengan berfokus pada beberapa area kehidupan secara khusus:
- Kehidupan ibadah kita
“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak terguncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” – Ibrani 12:28, TB
Hal pertama yang paling penting kita selaraskan dan kita bangun kembali di tahun yang baru ini adalah gaya hidup ibadah kita untuk sesuai dengan prinsip Kerajaan-Nya. Kerajaan Allah adalah hadirat dan pemerintahan Kristus atas seluruh kehidupan kita. Maka, untuk hidup dalam Kerajaan Allah yang tidak terguncangkan, kita harus mempraktikkan gaya hidup ibadah sejati sesuai dengan Roma 12:1-9: kembali mempersembahkan tubuh (seluruh hidup kita, yaitu tubuh fisik, jiwa termasuk pikiran dan perasaan dan kehendak, serta roh kita) kepada Allah sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada-Nya.
- Kasih persaudaraan dalam komunitas kita
“Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.” – Ibrani 13:1-3, TB
Pada tahun ini juga kita pun perlu memperhatikan komunitas kita. Pastikan kita lebih banyak dan lebih sering mempraktikkan kasih dalam kehidupan bersama komunitas (komunitas kecil, misalnya “kompak” dan “komsel”). Jika kita tidak hidup dalam komunitas yang saling mengasihi sungguh-sungguh dalam kasih persaudaraan yang sejati, kita tidak akan sanggup bertahan dalam guncangan-guncangan yang lebih besar di masa depan. Betapa banyaknya anggota jemaat yang pada masa pandemi Covid-19 tidak hidup dalam komunitas, sehingga terguncang, terlempar, dan meninggalkan komunitas orang percaya, bahkan mundur dari iman. Kembalilah hidup dalam komunitas dengan kasih persaudaraan sejati, karena hanya orang yang hidup terikat kasih ini dalam komunitaslah yang tidak terguncangkan.
- Pernikahan dan keluarga kita
“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” – Ibrani 13:4, TB
Selain kehancuran di area kehidupan ibadah dan berkomunitas, kita dapat melihat betapa banyaknya pernikahan dan keluarga yang hancur di masa guncangan pandemi Covid-19. Mengapa demikian? Karena rupanya banyak pernikahan dan keluarga Kristen yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah, sehingga tidak kuat untuk bertahan kokoh dalam guncangan kehidupan di dunia. Di tahun ini, kita harus lebih menyelaraskan pernikahan dan keluarga kita dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Serahkan pernikahan dan keluarga kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah, dan hiduplah bersama pasangan pernikahan serta keluarga mengikuti tuntunan Firman-Nya, maka Dia akan memerintah sepenuhnya atas pernikahan dan keluarga kita sehingga kita dapat mengalami surga dalam pernikahan dan keluarga kita di bumi.
- Keuangan kita
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’ Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: ‘Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?’” – Ibrani 13:5-6, TB
Guncangan keuangan di masa pandemi Covid-19 terjadi dengan hebat dan tak putus-putusnya, bahkan tahun 2023 pun telah diprediksi banyak pakar sebagai tahun resesi ekonomi yang gelap, masih sebagai dampak pandemi. Semua ini telah mengguncangkan perekonomian begitu banyak orang Kristen sehingga mereka kecewa dan akhirnya meninggalkan komunitas orang percaya untuk hidup cinta uang dan mengejar uang sebagai yang terutama. Banyak orang Kristen menjadi terikat dengan cinta uang sampai menyimpang dari iman dan menyiksa diri dalam berbagai penderitaan: berhemat berlebihan sampai menjadi pelit dan mematikan kepedulian akan kebutuhan sesama, mengorbankan kesehatan demi menumpuk harta, mengabaikan Tuhan dan ibadah karena terlalu sibuk mengejar pemasukan, dan sebagainya. Mari kita sadari keadaan kita masing-masing dan kembali menyelaraskan serta membangun kembali keuangan kita sesuai dengan Firman Tuhan. Cintai dan utamakan Tuhan dan Kerajaan-Nya di atas segala sesuatu. Yakinlah akan Firman-Nya: keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kerajaan-Nya tidak akan terguncangkan.
- Peneladanan bapa-anak rohani kita
“Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” – Ibrani 13:7, 17, TB
Gereja-gereja dan keluarga-keluarga yang tidak memiliki peneladanan yang baik dari figur bapa/ibu rohani serta tidak membudayakan hati anak yang bersedia meneladani pemimpin (bapa/ibu rohani) terbukti terguncang dan hancur berantakan pada masa pandemi Covid-19. Karena itu, melanjutkan pembelajaran pada bulan-bulan terakhir tahun lalu, pada tahun ini kita praktikkan menyelaraskan dan membangun kembali hubungan peneladanan bapa-anak rohani. Sebagai bapa/ibu rohani, kita hidup dalam teladan baik sesuai Kerajaan Allah; dan sebagai anak rohani kita memelihara hati anak yang meneladani bapa/ibu rohani kita.
- Ajaran kita
“Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.” – Ibrani 13:9, TB
Jemaat orang Ibrani saat itu sedang mengalami percobaan penyesatan oleh ajaran-ajaran yang berasal dari sumber kepercayaan Yudaisme yang tidak sesuai dengan Kristus. Tersesat dalam pemahaman dan iman akan menyebabkan mereka murtad dari kekristenan. Bukankah hal yang serupa terjadi pula saat ini pada masa pandemi Covid-19? Banyak orang disesatkan oleh berbagai ajaran, yang bebas dan berlimpah tersedia dari tayangan-tayangan atau materi media tanpa ada landasan Firman Kristus yang sehat… Mari kita kembali ke Firman Kristus dan menjadikan Firman itu satu-satunya patokan kita. Selaraskan dan bangun ajaran-ajaran kita kepada orang lain agar senantiasa sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya kita maupun orang-orang yang menerima ajaran kita dapat bertahan dalam menghadapi guncangan ajaran anti-Kristus yang semakin masif di zaman akhir.
Mari jadikan tahun baru ini momentum untuk kita kembali menyelaraskan serta membangun kehidupan dan komunitas kita agar selaras dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah dan kokoh berlandaskan Yesus Kristus. Inilah waktu yang tepat; jangan menunggu guncangan lain yang lebih hebat lagi di masa mendatang. Saya percaya dan saya mengajak kita semua untuk percaya kepada janji Firman Tuhan, bahwa apa pun yang selaras dan berlandaskan Kerajaan Allah akan tinggal tetap tanpa terguncangkan. Kehidupan dan komunitas kita akan menjadi tidak terguncangkan, bahkan kita akan hidup dalam kasih karunia yang berlimpah-limpah. Mari bersama-sama tilik kembali keenam area kehidupan di atas, dan alami janji Tuhan yang akan memperlengkapi kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya.
“Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” – Ibrani 13:20-21, TB