///Tak Perlu Sendirian

Tak Perlu Sendirian

Pernahkah engkau merasa jenuh dan ingin sekali mengalami pembaharuan dalam hubungan pribadimu dengan Allah?  Atau, mungkin engkau merindukan seseorang atau sekelompok teman wanita yang mendukung engkau untuk bertumbuh dan kembali pada jalan-jalan Tuhan?

Jika engkau sedang mengalaminya saat ini, itu wajar…

Bertumbuh sendirian bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar, yang sepakat dengan kita untuk berjalan bersama, untuk bisa kita bertumbuh. Kita biasa mengenal lingkaran komunitas ini sebagai keluarga rohani atau saudara seiman. Konsep keluarga adalah konsep yang didesain oleh Tuhan sendiri, sebagai lingkaran komunitas kecil tempat setiap orang dapat bertumbuh sehat dan menjadi makin sempurna sampai serupa dengan diri-Nya. Bahkan, Yesus pun hadir ke dalam dunia ini di dalam sebuah keluarga. Contoh-contoh lain di dalam Alkitab pun menunjukkan pentingnya keluarga. Dalam kisah anak yang hilang, kita sama-sama belajar bahwa keluarga adalah tempat pencurahan kasih, tempat seseorang merasa aman, terlindungi, diampuni, menerima pendewasaan, mengalami pembentukan karakter, mendapat dukungan dalam porsi yang besar, menerima pendisiplinan, serta belajar menghormati satu sama lain. Engkau yang ingin mengalami pembaharuan dan pertumbuhan, sudahkah engkau memiliki keluarga rohani?

Hubungan dengan keluarga rohani dan saudara seiman tentu selalu diwarnai pasang surut antara hal yang menyenangkan dan yang menyakitkan. Namun, kita tidak perlu meninggalkan keluarga dan menjadi tersesat sendirian. Memiliki keluarga adalah kekayaan, dan terlebih kaya lagi sewaktu kita membangun hubungan yang kuat dan melekat dengan keluarga kita itu. Hanya di dalam keluarga rohanilah kita dapat hidup sehat dan bertumbuh secara rohani.

Untuk mengalaminya, pastikan bahwa di keluarga rohanimu engkau:

  1. Saling terbuka

Keterbukaan adalah awal pemulihan. Saat kita jujur mengakui kelemahan kita, lalu mengizinkan diri ini untuk ditolong, kita akan menerima berkat dari sikap keterbukaan itu sendiri. Prinsip ini bekerja sebagaimana janji Tuhan, yang berkata, “Karena itu hendaklah engkau saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya engkau sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya,” (Yak. 5:16).

 

  1. Saling menjaga kepercayaan

“Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara,” (Ams. 11:13). Dalam sebuah hubungan, menjaga kepercayaan merupakan perkara yang sangat penting, apalagi bagi kita para wanita, yang cenderung mudah sekali jatuh dalam perkara dosa mulut. Ingat, menjaga kepercayaan yang diberikan akan memberikan rasa aman bagi orang lain untuk bisa bercerita tentang hidupnya. Semakin tinggi kepercayaan yang kita berikan, maka semakin tinggi pula tingkat keterbukaan dan perubahan yang dialami seseorang. Tentu kita masing-masing pun ingin agar kepercayaan kita dijaga oleh keluarga rohani kita, bukan?

 

  1. Saling mengasihi

“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah engkau saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat,” (Roma 12: 9-10). Hubungan yang dilandasi dengan kasih merupakan tantangan yang besar saat kita berada dalam komunitas, karena memang kita semua bisa saja berinteraksi dengan berbagai motivasi lain. Ketika melakukan sesuatu di dalam hubungan dengan keluarga rohani dengan dasar kasih dan bukan karena kewajiban atau merasa sungkan terhadap yang lain, tentu dampaknya akan berbeda.  Segala sesuatu yang kita lakukan dengan kasih pasti akan menjadi sentuhan yang sampai ke hati.

 

  1. Saling memberi diri

Apa maksudnya memberi diri? Memberi diri untuk apa? Tentu saja untuk mengalami perubahan. Ketika kita bersedia untuk memberi diri dan rela mengalami perubahan, kita akan mengalami pertumbuhan dan berbuah. Di dalam komunitas rohani yang sejati, ada nasihat dan teguran Kristus atas kita satu sama lain, agar hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan.

 

Tuhan tidak ingin dan tidak pernah merancang agar kita hidup sendirian. Dia ingin kita terus bertumbuh melalui kuasa persekutuan dengan orang percaya lainnya. Dalam komunitas keluarga rohani, kita akan memiliki akuntabilitas serta semangat membagikan kabar baik tentang Yesus kepada orang lain. Percayalah, jika engkau ingin bertumbuh sebagai wanita yang berkarakter Kristus, engkau harus bergabung di dalam komunitas keluarga rohani. Cobalah, maka engkau tidak akan menyesalinya!

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” – Amsal 13:2

 

Pertanyaan refleksi:

  1. Rindukah engkau mengalami pertumbuhan rohani yang konsisten dan berbuah lebat bagi Kerajaan Allah? Sudahkah engkau memiliki keluarga rohani?
  2. Jika belum, apa yang masih menghalangimu untuk berada dalam komunitas keluarga rohani?
  3. Ambillah komitmen hari ini untuk bertumbuh bersama dalam komunitas yang benar, lalu carilah komunitas itu dan bergabunglah di dalamnya.
2022-06-28T09:25:50+07:00