Selama masa pandemi ini, diberlakukan protokol pembatasan sosial dan pengaturan jarak interaksi dalam hampir segala kegiatan masyarakat, sebagai bagian dari usaha menghambat penyebaran virus Corona jenis baru. Ini termasuk soal membeli makanan. Sebagian besar rumah makan jadi tidak bisa melayani tamu yang makan di tempat (dine in), tetapi hanya melayani pembelian makanan untuk dibawa pulang oleh tamu (take away) atau diantar oleh kurir ke alamat tamu (delivery).
Dengan layanan take away atau delivery ini, kita tetap masih dapat menikmati makanan yang kita sukai dengan cara dibawa/diantar untuk dimakan di rumah. Memang ada perbedaan yang terasa jika dibandingkan dengan suasana dan pelayanan di restoran, tetapi ini bukan berarti makanan hasil take away atau delivery menjadi tidak bergizi atau tidak nikmat. Setelah beberapa kali membeli makanan dengan layanan take away atau delivery, saya menemukan dua rahasia yang penting. Yang pertama, setelah wadahnya serta peralatannya dibersihkan sesuai kebutuhan, segera nikmati makanan tersebut begitu tiba di rumah; jangan menundanya. Kualitas dan rasa makanan umumnya akan berkurang kalau tidak dinikmati segera. Lalu yang kedua, nikmati makanan itu sambil berinteraksi bersama keluarga di rumah; jangan makan sendirian sambil melanjutkan kesibukan pribadi saja. Biasanya di restoran, kita khawatir tentang waktu yang terbatas karena adanya faktor tamu restoran lainnya, kemacetan di jalan, dsb. Nah, kali ini kita bisa lebih leluasa makan bersama keluarga di rumah.
Pengalaman take away dan delivery dalam membeli makanan jasmani ini mengingatkan saya pada pengalaman ketika mengonsumsi makanan rohani dalam bentuk ibadah online, yaitu dengan layanan live streaming yang disediakan pihak gereja lokal. Dalam kondisi normal sebelum pandemi, kita biasa melakukan ibadah dengan cara hadir bersama di gedung ibadah, memuji dan menyembah serta mendengarkan kebenaran Firman Tuhan bersama-sama seluruh jemaat yang hadir. Namun kali ini, kita mengikuti anjuran pemerintah demi mengendalikan penyebaran virus, maka makanan rohani pun kita dapatkan melalui layanan jarak jauh seperti makanan jasmani tadi. Kita kini beribadah secara online dengan layanan live streaming.
Banyak orang Kristen merasa berbeda, seolah makanan rohani yang didapat dari layanan jarak jauh ini tidak bermanfaat atau tidak nikmat. Bagaimana dengan kita masing-masing? Dalam setiap ibadah online yang kita ikuti, apakah kita tetap dapat menikmati seluruh alurnya dan materinya? Seperti halnya layanan take away dan delivery makanan jasmani, dalam ibadah online pun seharusnya kita juga bisa tetap dapat mendapatkan seluruh manfaatnya, baik gizi rohani maupun kenikmatan atau sukacita rohani yang terkandung.
Saya pun merenung… Bukankah sebenarnya kedua hal ini serupa? Ada rahasia untuk tetap mendapatkan manfaat dan kenikmatan yang maksimal dari makanan rohani ini: nikmati segera, dan nikmati bersama-sama.
Dalam ibadah online, pertama-tama, segera ikuti ibadah online tersebut secara serempak pada jadwal yang sudah ditentukan. Jangan menunda-nunda, meskipun kita bisa dapat mengikutinya lewat rekaman yang disediakan. Siapkan hati dan satukan hati, bahkan lakukan persiapan pribadi sebelum ibadah online dimulai. Satukan hati dengan keluarga ketika beribadah bersama, dan tetap khusyuk dengan hati yang berfokus pada Tuhan di sepanjang alur ibadah. Ikuti seluruh prosesnya dari awal sampai akhir. Persembahkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan dalam berbagai nyanyian dan mazmur, renungkan dan terima kebenaran Firman Tuhan yang disampaikan, doakan orang-orang dan pokok-pokok doa dalam kesepakatan bersyafaat bersama gereja lokal, salurkan persembahan dana melalui cara-cara yang tersedia, serta terima berkat dari doa berkat yang menutup ibadah itu.
Selain itu, beribadahlah bersama keluarga di rumah. Meskipun mungkin ada materi-materi khusus yang tersedia dari gereja untuk setiap kelompok umur (misalnya, ibadah anak/remaja/lansia), pastikan bahwa Anda tetap berhubungan dengan Tuhan bersama keluarga dan saling membahas Firman Tuhan bersama-sama pula. Contohnya, ketika ibadah online selesai, kita dapat membahas bersama keluarga tentang kebenaran Firman yang disampaikan dan didapatkan dalam perenungan masing-masing anggota keluarga secara pribadi. Dengan cara ini, makna dan kenikmatan ibadah tetap kita dapatkan, bahkan kita dapat saling meneguhkan dan menguatkan sesuai hasil perenungan yang dibahas.
Pada akhirnya, seperti makanan jasmani yang tetap kita perlukan meski kini harus didapat dengan cara-cara yang berbeda, demikianlah makanan rohani. Tetaplah beribadah, apa pun kondisinya, karena kasih dan kuasa Allah tidak pernah dibatasi oleh suasana, cara, atau tempat. Pertemuan ibadah secara fisik atau secara online tidak menghalangi pekerjaan Tuhan dalam melimpahkan segala gizi dan sukacita rohani bagi kita. Ingatlah, ketika ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan, Dia ada di tengah-tengah mereka. Tetaplah sehat rohani!
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. – Ibrani 10:25