Tetap Berfokus

“Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan  mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.”

Filipi 3:13b

 

Menurut penelitian, hanya sekitar 11% dari manusia di dunia yang secara alamiah mampu untuk tetap berfokus. Selebihnya cenderung mudah terpengaruh dan sering kali tidak persisten pada tujuan semula. Orang-orang tertentu memang memiliki tekad yang kuat, tetapi ternyata kurang tekun melaksanakan tekad itu. Ada pula orang-orang yang tekun berusaha, tetapi sayangnya mudah terpengaruh sehingga beralih fokus. Bahkan, sebagian orang sangat flamboyan dan mudah sekali beralih perhatian kepada hal-hal yang baru, sehingga usaha yang dikerjakan tak sempat mencapai tujuan/hasil.

Perhatian yang terpecah dapat menggagalkan pencapaian tujuan. Tanpa sadar, kita yang fokusnya teralihkan akan mengalami pencapaian target tertunda, usaha terjebak dalam stagnasi, atau bahkan penyimpangan dari arah tujuan semula. Semuanya ini tentu bukanlah situasi yang menguntungkan bagi kita, apa pun peran kita dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mulai mengalahkan kecenderungan ini, mari kita lihat sikap atau kebiasaan apa saja yang menjadi penghalang untuk tetap berfokus.

  1. Kehilangan motivasi

Ada sebuah kisah nyata tentang seorang pria yang kehilangan motivasi. Pria ini sangat pandai hingga mendapat beasiswa untuk Pendidikan jenjang master di luar negeri, bahkan dicalonkan sebagai kandidat doktoral pula. Namun setelah sebuah gagasan penelitiannya ditolak oleh dosen, ia menjadi frustrasi, kehilangan motivasi, dan gagal untuk tetap berfokus dengan cita-citanya. Stres berkepanjangan yang dialaminya mengakibatkan gangguan jiwa. Akhirnya sungguh tragis; ia ditemukan meninggal akibat penyakit diare setelah berhari-hari mengunci diri di dalam kamarnya.

  1. Mudah terpengaruh

Manusia punya sepasang mata, tetapi hanya mampu mengarahkan pandangan pada satu titik fokus. Itulah keajaiban penciptaan indra penglihatan kita. Bayangkan jika setiap bola mata memiliki fokusnya sendiri atau jika pandangan kita memiliki banyak titik fokus yang bias seperti mata faset serangga yang menghasilkan banyak pantulan. Anda tentu akan kesulitan berjalan ke mana-mana, bahkan jadi sering menabrak sana-sini karena terlalu banyak fokus. Demikianlah, akan sulit menyelesaikan sesuatu hingga tuntas jika Anda dipengaruhi oleh terlalu banyak titik fokus. Penelitian pun membuktikan bahwa fokus kita 20%-nya terbentuk oleh hal-hal internal di dalam diri pribadi kita, sedangkan 80%-nya merupakan hasil dari pengaruh eksternal. Betapa kacaunya fokus kita kalau kita mudah terpengaruh ini-itu dari luar!

  1. Kurang tekun

Sikap persisten merupakan perpaduan antara kegigihan dan ketekunan. Banyak hal bisa melemahkan sikap persisten serta membuat ketekunan dan fokus hilang. Bosan, jenuh dengan rutinitas, selalu berada di zona nyaman, atau rasa puas diri, sering kali membuat fokus menjadi kabur. Manusia memang cenderung mengejar yang diinginkan bukan yang seharusnya dicapai. Akibatnya, kita sering terjebak pada proses tanpa arah dan tidak bersikap konsisten pada tujuan yang harus diraih. Padahal, kurang tekun sehingga kehilangan fokus juga berarti menyia-nyiakan banyak waktu dan kesempatan yang ada di hadapan Anda.

 

Lalu selanjutnya, bagaimana kita dapat menaklukkan semua penghalang ini dan melatih diri untuk tetap berfokus?

  1. Mengembangkan penguasaan diri

Dalam dunia militer, ada peran yang disebut sniper atau penembak jitu. Sniper biasanya ditugaskan untuk suatu operasi khusus yang menuntut keahlian menembak secara rahasia. Target capaian mereka satu saja: melepaskan sekali tembakan yang tepat sasaran. Agar berhasil, hal terpenting dan terutama bagi sniper ialah fokus, dan fokus ini hanya bisa terbentuk jika ia memiliki konsentrasi maksimal dan penguasaan diri yang prima. Caranya, ia mengarahkan pandangan pada sasaran dan mengabaikan hal-hal lain apa pun yang dapat mengalihkan perhatian. Demikian juga dengan kita masing-masing. Dalam menjalankan pekerjaan atau kegiatan kita sehari-hari, disiplin dan penguasaan diri membuat Anda tetap berfokus dan efisien hingga mencapai tujuan.

  1. Membangun ketekunan

Sejarah mengenal Abraham Lincoln sebagai salah satu tokoh besar yang tak terlupakan. Namun, sebenarnya kehidupannya sempat dipenuhi dengan kegagalan. Hebatnya, kegagalan demi kegagalan itu tidak membuatnya menyerah dan kehilangan tujuan. Puncak kegagalan itu terjadi pada tahun 1832, ketika ia menjadi seorang pengangguran. Semangat yang tinggi dan ketekunannya untuk bisa mengabdikan diri pada bangsa dan negaranya, membuat ia terus berjuang, sampai akhirnya berhasil terpilih sebagai presiden Amerika Serikat di tahun 1860. Hasrat yang kuat akan menciptakan peluangnya sendiri; ketekunan akan menemukan jalannya sendiri pada akhirnya. Itulah ketekunan untuk tetap berfokus pada sasaran.

  1. Membuat target capaian

Apa tujuan yang ingin Anda raih? Buatlah perencanaan dan target capaian agar proses dan usaha pencapaiannya menjadi lebih efisien dan efektif. Target merupakan anak tangga menuju pencapaian sasaran secara terarah dan terukur. Membuat target memacu Anda untuk tetap berfokus pada sasaran. Sikap fokus dimiliki oleh orang-orang yang berhasil, orang-orang yang sukses dan menjadi ahli di bidangnya. Fokus adalah jembatan keberhasilan. Mulailah dengan membuat target capaian.

 

KATA-KATA BIJAK

Sasaran kita menentukan kita akan menjadi apa, Fokus kita menentukan apakah kita akan berhasil tiba di sana.

2020-02-22T13:03:40+07:00