Materi berseri The Eight-Dimension Matrix of Self Developmental Quotient yang telah kita ikuti sejak beberapa edisi lalu ini telah membahas Love in the Family (kasih di dalam keluarga), Financial Health (kesehatan keuangan), Significant Spirituality (kerohanian yang signifikan), dan Solid Character (karakter yang mantap). Pada edisi kali ini, kita membahas Active Network, yaitu jejaring yang aktif.
Dalam membangun jejaring (network), kita membutuhkan keterampilan berjejaring (networking skills), yaitu kemampuan atau keterampilan untuk memperluas serta memperkuat koneksi, relasi, dan sinergi sambil mempertahankan nilai-nilai bersama dan komitmen untuk kepentingan atau kesuksesan bersama. Setiap manusia memiliki potensi untuk membangun jejaring, termasuk Anda dan saya. Membangun jejaring menciptakan sinergi yang meningkatkan kekuatan kita menghadapi tantangan atau kesulitan, dan kita perlu aktif berjejaring dengan sesama manusia selain dengan Tuhan secara pribadi. Ini sejalan dengan pernyataan Firman Tuhan di Pengkhotbah 4:12, “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”
Membangun jejaring dapat dilakukan melalui tiga kebiasaan penting. Apa saja ketiga kebiasaan penting itu?
- Relationship maintenance (menjaga hubungan)
Hubungan yang sudah terbangun harus dipelihara dan dikembangkan dengan saling menjaga kepercayaan satu dengan yang lain. Bagaimana caranya? Kita harus memiliki hati yang berempati, sikap saling pengertian, dan kerelaan berkorban. Secara praktis, hal-hal ini terwujud ketika kita membangun interaksi yang timbal balik dan saling berbagi serta bersinergi, dengan prinsip yang kuat menopang yang lemah dan yang berkelebihan membantu yang berkekurangan. Ketika kita mampu dan terbiasa memelihara hubungan, kita akan menemukan betapa banyaknya jejaring yang sebenernya sudah terbangun, sekaligus menjadikan jejaring-jejaring itu makin kuat. Tujuan membangun dan memperkuat jejaring adalah memaksimalkan kesamaan, meminimalkan perbedaan, meningkatkan hasil sinergi, memperkuat pertahanan dan keamanan, serta memperluas area jangkauan. Di sisi lain, ada hal-hal tertentu yang harus diwaspadai dalam membangun jejaring, yakni eksklusivitas, subjektivitas, arogansi, generalisasi, egoisme, mentalitas instan atau jalan pintas, dan mediokritas. Semua ini ialah musuh jejaring, yang berpotensi justru merusak atau melemahkan jejaring.
- Contributing to others (berkontribusi terhadap sesama)
Roma 15:2 (TB) berkata, “Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.” Memang benar, Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendirian saja atau mengurusi kepentingan diri sendiri saja. Ketika kita memikirkan cara-cara untuk berkontribusi sedikit saja bagi kepentingan orang lain, misalnya memberikan makanan atau minuman, tumpangan, bantuan, waktu dan perhatian untuk mendengarkan keluhannya, atau hal-hal lainnya, sebenarnya kita telah berkontribusi terhadap kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan orang lain. Bahkan, kontribusi kita itu akan mendatangkan kebahagian kembali untuk diri kita sendiri. Ini membuktikan bahwa kita memang hidup dari apa yang kita dapatkan, tetapi makna hidup akan kita dapatkan dari apa yang kita berikan.
- Conflict management (mengelola konflik)
Conflict management atau pengelolaan konflik adalah kemampuan untuk membedakan konflik sesuai aspeknya, entah soal data, nilai, kepentingan, struktur, atau hubungan, kemudian mengantisipasi atau menyikapi konflik itu dengan respons yang benar dan dewasa. Sumber konflik biasanya muncul oleh perbedaan sudut pandang, pertahanan ego yang berlebihan, pernyataan yang emosional, tindakan yang tidak tepat dan respons yang salah. Perbedaan sudut pandang yang dimaksud mencakup aspek data, nilai, kepentingan, struktur, dan hubungan. Dalam penyelesaiannya, kita harus menemukan persamaan yang ada lalu mengutamakan persamaan itu lebih daripada perbedaannya. Ini berarti pihak-pihak yang berkonflik harus menetapkan sudut pandang dan tujuan akhir yang sama: mencari dan mengutamakan persamaan demi penyelesaian konflik. Dalam menghadapi konflik, respons yang benar ialah tidak menghindar, tidak menghakimi, dan menyelesaikan dengan tuntas. Selain itu, respons kita juga harus dewasa, yaitu tidak menyerah atau kabur, belajar dari kesalahan, dan mengambil hikmah untuk antisipasi ke depan. Setiap konflik yang berhasil dilewati akan menambah kekuatan dan menghasilkan daya tahan yang baru, sehingga konflik yang makin besar atau bahkan sebesar apa pun di masa depan akan sanggup dihadapi dengan respons yang makin benar dan dewasa pula. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Ams. 27:17), dan ini harus senantiasa kita ingat sebagai prinsip pengelolaan konflik. Setiap hal berpotensi menimbulkan masalah, tetapi kita harus melihat masalah dengan cara pandang yang benar, demi keutuhan dan penguatan jejaring.
Memelihara hubungan, berkontribusi terhadap sesama, dan mengelola konflik penting untuk diperhatikan dan dibiasakan, karena tanpa semuanya itu kita tidak dapat membangun atau memperkuat jejaring, apalagi menuai manfaat dari jejaring itu. Praktikkan ketiganya sambil mengingat bahwa aktif berjejaring merupakan bagian dari pengembangan kualitas diri Anda secara pribadi. Selamat aktif berjejaring!