Dalam materi berseri The Eight-Dimension Matrix of Self Developmental Quotient ini, pada edisi sebelumnya kita sudah membahas topik Life-long Learning (pembelajaran seumur hidup). Topik kita pada edisi kali ini ialah Physical Health (kesehatan fisik). Ini penting karena kesehatan fisik ialah salah satu prasyarat bagi kehidupan manusia yang mencapai potensi maksimalnya.
Bagaimana cara menjaga kesehatan fisik?
- Bodily exercise (latihan badani)
1 Timotius 4:8 (TB) menyatakan, “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Ayat ini sangat menarik untuk diperhatikan, karena sering kali disalahpahami. Kita sering mendengar bahwa latihan badani (olahraga) itu tidak penting karena terbatas untuk kesehatan tubuh, sedangkan yang penting adalah ibadah karena manfaatnya sampai ke kekekalan. Saya sangat setuju bahwa prioritas utama kita sebagai orang beriman adalah beribadah dan ini perlu kita lakukan sebagai latihan rohani, tetapi saya pun percaya bahwa kita seharusnya tidak melupakan pentingnya menjaga tubuh jasmani kita sebagai tempat berdiamnya roh dan jiwa yang harus dilatih supaya sehat. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi bukan sama sekali tidak ada gunanya.
Lebih jelasnya, kita bisa melihat terjemahan ayat ini dalam Alkitab bahasa Inggris versi KJV, “… and exercise thyself rather unto godliness. For bodily exercise profiteth little: but godliness is profitable unto all things, having promise of the life that now is, and of that which is to come.” Kata “exercise” dalam bahasa Ibrani, bahasa asli penulisan ayat ini, adalah “gumnazo”, yang menjadi akar dari kata “gymnasium” (yang kita lebih kenal dengan sebutan singkatnya, “gym”). Gymnasium adalah tempat untuk berolahraga atau latihan fisik. Latihan rohani (beribadah) memiliki prinsip kerja yang sama dengan latihan jasmani; kita harus membayar harga atau melakukan usaha untuk disiplin terus-menerus demi memperoleh hasil yang memuaskan. Keduanya harus dilakukan sebagai proses latihan. Memang, latihan fisik berguna hanya selama kita masih hidup di dunia ini, karena tubuh fisik kita hanya kita gunakan dalam masa hidup di dunia. Namun, latihan fisik tetap sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik, supaya tubuh fisik kita mampu maksimal melakukan karya apa pun yang Tuhan percayakan sebagai tugas kita sepanjang usia yang Tuhan anugerahkan untuk itu.
Salah satu contoh penerapannya saya saksikan sendiri. Seorang teman saya sering mengalami sakit kepala tanpa jelas penyebabnya, sehingga terbiasa mengonsumsi obat sakit kepala terus-menerus. Suatu hari, istrinya mengajaknya jalan pagi, dan aktivitas itu akhirnya menjadi rutinitas yang mereka lakukan minimal tiga kali seminggu. Setelah beberapa waktu, teman saya itu baru menyadari bahwa sakit kepalanya sembuh, dan tidak kambuh lagi sampai sekarang. Olahraga teratur membuat aliran darah serta oksigen dalam tubuhnya lancar, mengatasi berbagai penyumbatan, dan mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh melalui keringat. Alhasil, tubuhnya menjadi makin sehat dan pulih dari gangguan-gangguan, termasuk sakit kepala. Segala aktivitasnya pun makin lancar dan berhasil.
- Balanced nutrition and supplement intake (asupan gizi dan suplemen yang seimbang)
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan setiap makhluk hidup untuk fungsi normal seluruh sistem tubuhnya, termasuk pertumbuhan serta pemeliharaan kesehatan (sumber: Wikipedia). Pada tahun 1950, Prof. Poerwo Soedarmo, yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia, mencetuskan slogan 4 Sehat 5 Sempurna sebagai acuan asupan gizi yang tepat, dengan komposisi makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Tujuan keberadaan slogan ini ialah mencegah dan menghentikan pola makan yang tidak seimbang di tengah-tengah masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pada tahun 2009 Pedoman Gizi Seimbang diterbitkan bagi masyarakat sebagai revisi resmi dari slogan 4 Sehat 5 Sempurna, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009. Gizi seimbang yang dimaksud adalah asupan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam komposisi jenis dan porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan yang ideal. Upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat ini sejalan dengan prinsip alkitabiah yang kita pegang sebagai orang Kristen, yaitu “tubuh kita adalah bait Allah”.
Selain asupan gizi yang seimbang, asupan suplemen atau zat-zat penting lainnya juga diperlukan bagi kesehatan tubuh manusia. Ada berbagai jenis vitamin dengan fungsi pentingnya masing-masing, yang kadang perlu kita konsumsi dari suplemen kalau belum tercukupi dari pola makan kita sehari-hari. Contohnya, Vitamin A untuk menjaga kesehatan mata, pertumbuhan tulang, organ reproduksi, fungsi sel, dan sistem kekebalan tubuh; yang utamanya dapat kita peroleh dari buah-buahan, sayuran, hati ayam, dan susu. Demikian pula, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, zat besi, kalsium, mangan, serta zat-zat penting lainnya dengan fungsinya masing-masing. Demi kesehatan fisik, kita perlu memastikan kecukupan asupannya bagi tubuh kita.
- Quality sleep (pola tidur yang berkualitas)
Setiap rentang usia memiliki kebutuhan durasi tidur yang berbeda. Orang dewasa disarankan untuk tidur sebanyak 7-9 jam per hari, remaja 14-17 tahun 8-10 jam per hari, anak usia 6-13 tahun 9-11 jam per hari, balita usia 3-5 tahun 10-13 jam per hari, dan bayi 12-18 jam per hari. Istirahat dan tidur berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Tidur yang cukup bisa memengaruhi kesehatan dalam hal pertumbuhan fisik pada anak-anak usia pertumbuhan dan dalam hal menjaga berat badan pada orang dewasa.
Tidur berkualitas yang berdurasi cukup menjadikan kita berenergi hingga tetap aktif di siang hari, menjaga kehidupan seksual yang sehat bagi kita yang menikah, serta menajamkan kewaspadaan refleks otak hingga menghindarkan kita dari risiko cedera saat kecelakaan. Selain itu, tidur berkualitas dan cukup meningkatkan suasana hati yang baik serta menjaga emosi hingga tidak mudah marah dan stres. Sebaliknya, jam tidur yang kurang atau kualitas tidur yang tidak baik telah lama menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ginjal, jantung, stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan hormon, stres, kecemasan, depresi, dan lain-lain. Pada masa pandemi ini, kita semua tentu perlu menjaga pola tidur yang tidur berkualitas dan cukup, demi meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan berbagai penyakit.
Mengacu para saran para ahli, tidur yang berkualitas dan cukup dapat dibiasakan dengan berbagai cara sederhana: menjaga kenyamanan dan kebersihan kamar tidur, mematikan lampu atau hanya menggunakan lampu tidur di kamar tidur saat jam tidur, tidak menggunakan perangkat elektronik apa pun (termasuk TV dan ponsel) sejak 1-2 jam sebelum jam tidur, mengatur pola asupan menjelang jam tidur (tidak mengonsumsi minuman/makanan berkafein dan tidak makan dalam porsi besar), bahkan bermeditasi demi ketenteraman pikiran (bagi kita, ini berarti berkomunikasi dengan Tuhan serta merenungkan Firman-Nya). Lakukan cara-cara ini, maka kualitas pola tidur Anda akan meningkat dan hasilnya akan terlihat pada kesehatan fisik Anda.
Olahraga, asupan nutrisi dan suplemen yang seimbang, serta pola tidur berkualitas perlu kita terapkan sebagai proses latihan badani yang disiplin dan terus-menerus, demi mendapatkan tubuh yang sehat dan mempertahankannya. Mari kita giat melakukannya dengan bersukacita, karena inilah wujud pertanggungjawaban kita atas tubuh fisik dan kehidupan yang telah Tuhan anugerahkan.