//The Lordship of Christ

The Lordship of Christ

Yesus pun menghadapi banyak tantangan selama hidupNya di bumi. UmatNya sendiri membenci, mencaci, memfitnah, menyesah, bahkan menyalibkanNya. Dia berkata kepada murid-muridNya: ”Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.” (Mat 10:24-25)

Paulus dan Barnabas, ”… menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” (Kis 14:22) ”Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”`(1Pe 2:21)

Tantangan bisa datang dari manapun. Bagaimanakah orang-orang Allah menghadapinya?

Ayub, seorang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, menghadapi tantangan berat dari iblis (Ayb 1:8-12). Namun ia tidak berdosa kepada Allah dengan mulutnya, ketika Allah mengijinkan iblis menyerangnya (1:20-22). Pada serangan kedua dari iblis, istrinya pun ”memaki-makinya” karena ia tetap setia kepada Allah (2:4-9). Di dalam semua itu, ia tidak berdosa dengan bibirnya (2:10).

Daniel dan ketiga kawannya menghadapi tantangan sebagai umat Allah yang taat. Hananya, Misael dan Azarya dibuang ke perapian yang bernyala-nyala karena tidak mau menyembah patung emas (Dan 3). Daniel dibuang ke dalam gua singa karena ia tetap berdoa kepada Allah tiga kali sehari (Dan 6). Di dalam semua itu, Allah melindungi dan melepaskan mereka dari setiap bahaya, tanpa kekurangan apapun.

Bagaimanakah kita menyikapi tantangan-tantangan seperti di atas? Mari kita memilih untuk meresponi “kasih karunia Allah” ini dengan benar (1Pe 2:19,20; 4:16,19), sebab Allah telah menyediakan penghiburan bagi kita (Rom 8:18; Mat 5:10; 10:22; Why 2:10).

2007-02-18T10:03:24+07:00