Only last month, we commemorated the crucifixion and resurrection of our Lord, Jesus Christ. We reflected on the tremendous suffering and pain He has gone through to pay the price for our sins. We acknowledged the things He had to sacrifice to set us free: His glory, His crown, His heavenly dwelling place, His relationship with the Father, and everything else that He had had. This wonderful narrative of love is heard by people all around the world over and over again during the Passover season, millions of which have been saved from the condemnation of death because of their faith in it.
就在上个月,我们纪念了我们的主耶稣基督的死和复活。 我们反思祂为救赎我们脱离罪恶而遭受的苦难。 我们重思祂的牺牲来拯救我们:祂抛开了祂的荣耀,祂的王冠, 在天上的居所,祂与父神的亲密关系以及祂拥有的一切。 每个复活节周,世界各地的人们都听到并读过这个美丽的爱的故事,成千上万的人因相信而得到了救赎。
Baru saja bulan lalu, kita memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan kita, Yesus Kristus. Kita merenungkan kesengsaraan yang Dia tanggung demi menebus kita dari dosa. Kita menghayati kembali pengorbanan-Nya demi membebaskan kita: Dia meninggalkan kemuliaan-Nya, mahkota-Nya, tempat tinggal-Nya di surga, hubungan akrab-Nya dengan Allah Bapa, dan segala sesuatu yang Dia miliki. Kisah kasih yang indah ini telah didengar dan dibaca oleh orang-orang di seluruh dunia berulang-ulang setiap kali pekan Paskah, dengan jutaan orang di antaranya yang percaya menerima keselamatan karenanya.
In the midst of such amazing grace at that time of unfolding, suddenly emerged a character called Barabbas. His side of the story was rarely told, sinking out of light nowadays. Nonetheless, there is a greater significance of his existence there. Look at what’s written in the Bible. Who is Barabbas exactly? Barabbas was a ruthless bandit; he had a long list of a criminal record that brought him to be sentenced to the highest degree of penalty. He led a bloody riot and did everything that made it valid for him to be where he was, according to the law of the Roman Empire those days. Most importantly, he was the man that stood with Jesus, the man whose name was cried out by the crowds at the final trial when Pilate asked whom shall be released on the day of Passover.
在圣经时代的非凡事件这过程中,一个名叫巴拉巴的人物出现了。 如今,在各种教堂聚会中,复活节活动中很少提及巴拉巴。 但是,从巴拉伯在这个故事中的存在,实际上我们需要注意一些重要的事情。 看看圣经中记载的是什么:巴拉巴到底是谁? 巴拉巴是个极恶的罪犯。 他有很长的犯罪记录,并因此受到了包括定性为血腥叛乱在内的严重定罪,因此罗马帝国当时的法律合法地判定他接受惩罚。 另一方面,站立在耶稣傍边的巴拉巴(Barabbas)是彼拉多(Pilatus)询问人群在最终审判中应释放的人。 根据犹太人的传统,其中一名被定罪的囚犯必须在逾越节被释放,那天人们选择了巴拉巴被释放而不是耶稣。
Dalam proses terjadinya peristiwa luar biasa pada zaman Alkitab itu, muncullah seorang tokoh yang bernama Barabas. Barabas jarang disebut-sebut dalam kisah-kisah Paskah di berbagai acara gereja masa kini. Namun, sebenarnya ada hal penting yang perlu kita perhatikan dari keberadaan Barabas dalam kisah ini. Lihat apa yang dicatat di Alkitab: siapa Barabas sebenarnya? Barabas adalah penjahat yang buas; dia punya catatan kejahatan panjang yang membuatnya dijatuhi hukuman amat berat, termasuk memimpin pemberontakan berdarah, sehingga hukum Kekaisaran Romawi saat itu sah menentukan dirinya menerima hukuman. Di sisi lain, Barabas adalah orang yang berdiri di sebelah Yesus saat Pilatus bertanya menawarkan kepada orang banyak siapa yang harus dibebaskannya dalam sidang pengadilan akhir itu. Sesuai tradisi Yahudi, salah satu tahanan yang telah divonis hukuman harus dibebaskan saat Paskah, dan hari itu orang-orang memilih Barabas untuk dibebaskan. Bukan Yesus.
This situation was beyond ridiculous, even blasphemous. Jesus, the Son of God himself, who had done nothing but heal people, restore justice, and spread the truth wherever He went, was compared to a notorious criminal. Yet, Jesus didn’t rebel. He remained silent as the sound of unshackling chains grew louder in His ear, for He knew that God so loved the world, that He must be sacrificed so that whoever believes in Him shall not perish but shall have eternal life.
这种情况实际上是荒谬的,完全是混乱的。 耶稣是神的儿子,祂除了治愈病人,坚持正义,到处传授真理外,什么也没做,把祂等全于一个野蛮的罪犯。 然而,耶稣没有反抗。 当锁链的声音在祂耳边响起时,耶稣保持了沉默,因为祂确定知道父神的爱要赎回祂自己,以使每个相信祂的人都不至灭亡,反而会得到永生
Situasinya sebenarnya konyol dan benar-benar kacau. Yesus, Sang Putra Allah, yang tidak pernah melakukan apa-apa selain menyembuhkan orang sakit, menegakkan keadilan, dan mengajarkan kebenaran di mana-mana, disejajarkan dengan penjahat yang buas. Meski demikian, Yesus tidak melawan. Yesus tetap diam saat suara rantai belenggu itu makin keras di telinga-Nya, karena Dia tahu pasti kasih Allah, Bapa-Nya, menuntut agar diri-Nya dikorbankan sebagai tebusan demi setiap orang yang percaya kepada-Nya menjadi tidak binasa, tetapi menerima kehidupan kekal.
Imagine what happened then. Jesus looked at Barabbas with love, knowing very well that this notable insurrectionist, might have gone down the platform without bothering that someone innocent had to die in place for him. Not a pretty sight of the future, both about Barabbas and about us. Jesus knew we could have taken this salvation for granted. Still, the Son of God chose to die for Barabbas and for us. He chose to sacrifice His life so that we could gain it.
请想象发生的场景。 耶稣满怀爱意地望着巴拉巴,而祂的脑里很肯定知道那罪犯很可能会浪费祂的牺牲。 巴拉巴丝毫不在乎他的自由是被无辜者的死来取的换。 当然,这并不是未来的美好景象。 不幸的是,这类似于耶稣所了解我们每个人。 耶稣也知道我们很可能也会浪费祂给我们的救恩。很廖不起的是,神儿子仍然选择死,代替了巴拉巴,并取代我们每个人。 祂仍然牺牲自己,以便我们能够获得新的生命。
Bayangkan kejadiannya. Yesus memandang Barabas dengan sorot mata yang penuh kasih, sambil pikiran-Nya tahu pasti bahwa penjahat itu sangat mungkin akan menyia-nyiakan pengorbanan-Nya. Barabas memang tidak peduli bahwa kebebasannya itu ditukar dengan kematian orang yang sesungguhnya tak berdosa. Tentu ini bukanlah gambaran masa depan yang indah. Sayangnya, ini mirip dengan apa yang Yesus ketahui tentang kita masing-masing pula. Yesus pun tahu kita sangat mungkin akan menyia-nyiakan keselamatan yang Dia anugerahkan. Luar biasanya, Sang Anak Allah itu tetap memilih untuk mati menggantikan Barabas dan menggantikan kita masing-masing. Dia tetap mengorbankan diri-Nya supaya kita menerima kehidupan yang baru.
When Jesus took Barabbas’s place, Barabbas’s criminal history was cleared. From his most gruesome act to the least, nothing of his past mistakes were tied to him anymore. His life instantly becomes living proof of God’s grace, turning his criminal record to simply a historical record of a love so pure and unconditional.
当耶稣替代巴拉巴的位置时,巴拉巴的犯罪记录实际上消失了。 最初被记录为对被受害者实施残酷罪行的人,以及其他虽然微小但仍然违反法律的错误,但现在已成为无犯罪记录的人。 巴拉巴变得干净自由。 他的罪行和过去的错误,现在都不能算作他的判决。 巴拉巴是神恩典的明显例子。 他的犯罪记录改变成为纯真无条件的爱的故事。
Saat Yesus menggantikan posisi Barabas, sebenarnya catatan kejahatan Barabas lenyap. Dia yang awalnya tercatat melakukan kejahatan kejam terhadap korban-korbannya, maupun kesalahan-kesalahan lainnya yang meski remeh tetap melanggar hukum, kini menjadi orang yang tak punya catatan kejahatan. Barabas menjadi bersih dan bebas. Tak ada satu pun dari kejahatan dan kesalahan masa lalunya kini dapat diperhitungkan sebagai faktor untuk dia dijatuhi hukuman. Barabas menjadi contoh nyata anugerah ilahi. Catatan kejahatannya diubah menjadi kisah kasih yang begitu murni dan tak bersyarat.
For thousands of years since then, Barabbas has become an explicit representation of us. Since we are all sinful beings, Barabbas included, we are unworthy to receive any redemption, love, and blessings in our lives, let alone to receive life the Kingdom of Heaven. However, Jesus went down to earth and redeemed us from sin with His precious blood. He made possible all that for us by creating a renewed relationship between us and God himself.
千百年来,巴拉巴成为了我们自己的形象。 我们所有人都充满了罪恶,充满了邪恶。 我们不配得到救赎,爱与祝福,更不用说在神的国度中获得新的生命了。 即便如此,耶稣还是从天上降下到世上来,用祂宝贵的生命救赎了我们脱离罪恶的刑罚。 祂的流血牺牲为我们与神之间建立了新的关系,向我们传递了救赎,爱和祝福。
Terus-menerus selama ribuan tahun bahkan lebih, Barabas menjadi gambaran diri kita sendiri. Kita semua berdosa dan penuh kejahatan; kita tak pantas menerima penebusan, kasih, dan berkat, apalagi menerima kehidupan yang baru di Kerajaan Allah. Meski demikian, Yesus turun dari surga ke bumi dan menebus kita dari hukuman dosa dengan nyawa-Nya yang berharga itu. Pengorbanan darah-Nya menyalurkan penebusan, kasih, dan berkat bagi kita, dengan menciptakan jalur hubungan baru antara kita dengan Allah sendiri.
Now, what do we do, as we know we’ve been rescued by such reckless love? John 13:34-35, NIV commands, “A new command I give you: Love one another. As I have loved you, so you must love one another. By this everyone will know that you are my disciples, if you love one another.” Our life here on this earth is to be the real-life example of following Jesus and to show Christlikeness, and therefore we must love as He has loved us. Beyond any celebration or commemoration, let us learn to love one another as Jesus does, passing grace and forgiveness we have received to the people around us, near and far, even to those we feel unworthy of it all.
那么,作为被这种非凡的爱所拯救的人,我们该怎么做? 约翰福音13:34-35强调说:“我赐给你们一条新命令,乃是叫你们彼此相爱;我怎样爱你们,你们也要怎样相爱。 你们若有彼此相爱的心,众人因此就认出你们是我的门徒了。” 我们在地球上的生活应该成为跟随耶稣和我们具有基督品质的旅程的生动例子,这就是为什么我们必须像耶稣爱我们一样去爱。 不仅在某些庆祝活动或周年纪念日,而且在任何时候,我们都需要学习彼此相爱,就像耶稣所爱的那样。 这意味着我们必须将我们收到的爱和宽恕传达给周围的人,包括我们认为不配得到的人。
Lalu, apa yang mestinya kita lakukan sebagai orang-orang yang telah diselamatkan oleh kasih yang sungguh luar biasa ini? Yohanes 13:34-35 menyatakannya dengan tegas, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Kehidupan kita di bumi harus menjadi contoh nyata perjalanan mengikut Yesus dan kualitas diri yang serupa dengan Kristus, dan itulah sebabnya kita harus mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita. Bukan hanya saat perayaan atau peringatan tertentu, tetapi setiap saat, kita perlu belajar untuk saling mengasihi seperti Yesus mengasihi. Artinya, kita harus menyalurkan kasih dan pengampunan yang telah kita terima itu kepada orang-orang di sekitar kita, termasuk kepada mereka yang menurut kita tak pantas untuk menerimanya.