///The Secret of Learning Attitude

The Secret of Learning Attitude

Pak Ali seorang tukang cukur keliling. Modalnya hanya sebuah bangku kayu dan peralatan cukur sederhana. Pelanggannya banyak juga. Semua itu karena ketekunan dan keterampilan pak Ali. Ketika ditanya, apa rahasianya? Ia hanya menjawab, pisau cukur dan batu asah. Setiap malam pak Ali mengasah pisau cukurnya supaya tetap tajam berkilau dan tidak menjadi tumpul karatan. Ia menjadi expert (ahli) di bidangnya. Demikian halnya dengan kepandaian dan keterampilan kita. Kalau potensi yang dimiliki tidak dikembangkan, tentu saja akan tetap terpendam sia-sia. Jika pengetahuan dan keahlian kita tidak diasah, jangan heran jika suatu ketika akan kadaluwarsa.

 

Learning Attitude, What For?
Sikap Mau Belajar, Untuk Apa?

1.Curiosity Satisfaction (Memuaskan rasa ingin tahu)
Seperti orang majus yang melihat bintang sang Raja di Timur, mereka lalu berkelana ke Yerusalem untuk menjumpai Yesus. Perjalanan panjang ini memerlukan proses yang melelahkan. Begitulah, kita selalu tertarik untuk menyelidiki berbagai rahasia. Rasa ingin tahu memotivasi kita untuk terus belajar dan tentu saja, tetap up to date.

2.Self Improvement (Kemajuan pribadi)
Ada sebuah game yang sering dilakukan sebagai ice breaking (penyegar suasana). Namanya permainan ”Orang Bijak”. Peserta yang berhasil menang akan terus naik jenjang dari tingkat anak-anak, orang muda, orang dewasa hingga jadi orang bijak. Game ini selalu mengingatkan saya, bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran. Tidak cukup sekedar bertambahnya usia. Tapi bagaimana harkat dan hikmat tetap mengalami pertumbuhan.

3.Competitive Challenge (Tantangan persaingan)
Sadar atau tidak, kita dikelilingi oleh suasana kompetitif. Sejak masa bapa leluhur, bagaimana Yakub dan Esau memperebutkan hak kesulungan, hingga pertarungan tahta kerajaan pada zaman raja-raja. Dan sekarang? Ada lagi anekdot lagu rohani lama bertema ’cemburu’, ”Kalau lain ditolong, saya juga….” Mungkin maksudnya begini, ”Kalau yang lain bisa, mengapa saya tidak?” Ya, makanya belajar dong…

4.Handling Criticism (Menyikapi kritik)
Tidak tahan dikritik? Jangan kuatir, karena ternyata kita tidak sendiri. Banyak orang sulit menerima kritik. Mengapa? Sejak kecil kita sudah terbiasa takut dipersalahkan. Kesalahan merupakan momok. Dan itu berarti dihakimi, dikucilkan dan direndahkan. Sikap mau belajar yang baik membuat kita mampu menghadapi kritik dengan benar.

5.Mistakes Recovery (Memperbaiki kekeliruan)
Ada pepatah lama berkata, ”Seekor keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama”. Saya tersenyum mengingat kisah keledai Bileam. Rupanya ’keledai rohani’ bisa bertindak lebih bijak daripada ”orang rohani” yang tetap bebal. Benarlah kata Alkitab, ”Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya”.

The Stumbling Block of Learning ( Batu Penghalang Pembelajaran )

Bukankah kita biasa mendengar percakapan ini? ”Malas, ah…”, ”Sok tahu lu…”, ”Gila …!” atau “Bosan, deh…”. Ternyata perkataan negatif mempengaruhi mental kita. Akhirnya kita bisa menjadi serupa dengan apa yang diucapkan. : malas, sok Tahu, rutin, mediocre, putus asa, suka jalan pintas

Building A Learning Attitude ( Membangun Sikap Mau Belajar)
Mengapa kita malas belajar? Apakah ada pengalaman pahit dalam belajar? Apakah belajar seperti paksaan yang melelahkan? Mari rombak mitos buruk tentang belajar. Kita memiliki akal budi agar bertumbuh dalam pengetahuan dan hikmat. Jangan sia-siakan anugerah Tuhan. Mau membangun sikap belajar? Beberapa tips menarik ini bisa dilakukan. Dan tentu saja, mulailah dari diri sendiri.

Follow the Steps …
Ikuti langkah-langkahnya
1.Set your own standard (Tentukan suatu target pribadi)
2.Find the silver lining (Temukan hubungan-hubungannya)
3.Focus on what to do next (Fokuslah pada hal-hal yang akan dilakukan)

2019-10-11T13:04:03+07:00