Ada seseorang bernama Paulus yang luar biasa. Ia adalah rasul yang ulet dan gigih dan yang tidak pernah menyerah hingga tugasnya selesai. Meski harus melawan arus dan pergolakan massa, Paulus tetap teguh dan konsisten pada tujuan dan panggilannya. Ia benar-benar menyadari hal itu. Ternyata, keteguhan dan keyakinannya tidak tergoyahkan oleh penderitaan dan kesukaran yang harus dihadapi. Dalam segala hal ia ditindas, namun tidak terjepit. Ditekan namun tidak putus asa, dianiaya namun tidak pernah merasa ditinggalkan sendiri. Jika memahami arti panggilan hidup, kita takkan mudah putus asa atau menyerah di tengah jalan.
Penghalang sukses suatu pencapaian
Masih ingatkah pak Ogah? Tokoh antagonis terkenal di dalam seri film boneka si Unyil, yang disiarkan oleh TVRI tahun 80-an dan langsung ngetop. Ia menjadi icon orang yang malas, santai, mau enaknya sendiri dan suka jalan pintas. Sangat mengesalkan memang, karena ia menjadi benalu bagi orang lain. Ia tidak mau berusaha apalagi bekerja. Jika ada yang meminta tolong, selalu dijawab, ” Ogaah…ah.”
Tokoh pak Ogah ini tepat sekali untuk menggambarkan sikap kita sehari-hari. Ia bisa ada di antara kita. Bahkan ia juga bisa berada dalam pribadi kita dengan berbagai wujud. Tidak sulit untuk mengenali, namun sulit untuk menyadarinya. Karena tanpa disadari, kita justru terjebak menikmati sikap pak Ogah ini hingga menghalangi langkah sukses kita. Ciri yang paling umumnya adalah pemborosan waktu dan suka menunda pekerjaan. Tidak memiliki target jelas, mudah menyerah dan tidak tekun. Segera kehilangan motivasi dan daya tahan ketika menghadapi halangan.
Kriteria sebuah perjuangan meraih sukses
Ketika suatu tujuan ditetapkan, maka ada tanggung jawab yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Rasul Paulus mengandaikan hal ini sebagai sebuah pertandingan dan harus dimenangkan dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga.
Lalu, apa kriteria sukses sebuah pencapaian?
* Sesuai dengan aturan dan prosedur.
* Sanggup memelihara komitmen.
* Selesai hingga tuntas.
Menjadi seorang peraih yang gigih
Ada tiga sikap yang perlu dikembangkan untuk menjadi seorang peraih yang gigih. Kita dapat belajar dari sikap teladan dan berbagai tingkah laku yang menarik di dunia fauna.
Pertama, Memiliki ketekunan.
Berang-berang dikenal sebagai binatang yang sangat rajin. Sepanjang hari ia selalu giat untuk membangun sarang dari tumpukan ranting di tepi sungai. Mereka tidak pernah berhenti bekerja. Jika sebuah sarang selesai dibangun, maka segera dibuat sarang baru lagi untuk cadangan. Jadi, jangan cepat merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Raihlah prestasi yang setinggi-tingginya selagi masih mampu dan memiliki kesempatan.
Kedua, Mengembangkan daya tahan.
Apa yang paling ditakuti seorang pelari? Kehabisan tenaga sebelum mencapai sasaran atau garis finish dengan hanya tenaga tersisa. Seekor unta merupakan gambaran dari sikap daya tahan yang luar biasa. Di tengah padang gurun yang panas, mereka mampu bertahan dari rasa haus karena memanfaatkan persediaan air dari kantong di yang ada punuknya. Daya tahan berasal dari cara kita mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif.
Ketiga, Mempertahankan sikap antusias.
Paus bongkok adalah mamalia besar yang hidup di dalam lautan luas dan dalam. Mereka menghadapi berbagai kesulitan untuk mempertahankan hidupnya. Namun mereka justru mampu menunjukkan sikap antusiasme hidup dengan meloncat dari air penuh semangat. Lalu, bak berjalan mundur di permukaan laut, mereka mengeluarkan suara nyanyian yang nyaring. Bunyinya mampu terdengar hingga ratusan mil laut. Antusiasme membuat kita berhasil meraih cita-cita.
Jangan menunggu sampai Anda bersemangat untuk melakukan sesuatu.
Lakukanlah sesuatu maka Anda akan bersemangat karenanya.