//This is the Time

This is the Time

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras,” Ibrani 5:12, TB.

 

Teman-teman, kapan terakhir kali kita meluangkan waktu untuk datang dan bertanya kepada Tuhan apa yang menjadi kehendak-Nya? Apakah hari ini, kemarin, satu minggu yang lalu, satu bulan yang lalu, atau satu tahun yang lalu? Sadarkah kita bahwa waktu berjalan dengan begitu cepat, bahkan makin lama makin cepat? Sadarkah kita bahwa Tuhan selalu mengetuk pintu hati kita tetapi kita terlalu sibuk untuk menanggapi-Nya? Sadarkah kita Tuhan telah banyak berbicara tetapi kita lebih asyik mendengarkan suara yang lain? Dan, sadarkah kita Tuhan telah memanggil kita untuk melakukan rencana-Nya yang berdampak bagi banyak orang, tetapi kita masih berfokus pada keinginan diri sendiri? Kadang, kita pusing dengan hal-hal yang ada di depan mata, padahal Tuhan sudah sediakan rencana yang besar untuk kita, lalu kita membatasi Tuhan bekerja dan diri kita untuk bertumbuh, dengan mengikuti kedagingan atau ego kita. Sayang, ya?

 

Tak bisa dipungkiri, kini godaan makin banyak dan tantangan makin berat, tetapi seharusnya hubungan kita dengan Tuhan juga makin erat. Di tengah-tengah waktu yang terus berjalan, kita yang harus bergerak mempergunakan waktu untuk hal yang terpenting: hubungan kita dengan Tuhan. Coba perhatikan, sementara waktu terus berjalan dan segala sesuatu di dunia berubah, bukankah kasih Tuhan bagi kita tidak berubah? Kebenaran yang perlu kita pegang adalah kasih Tuhan tidak pernah berubah sejak dulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Selambat atau secepat apa pun waktu bergerak, kasih-Nya selalu baru setiap hari. Demikianlah Tuhan mengasihi kita, anak-anak Nya, tanpa peduli kapan terakhir kali kita datang kepada-Nya, masa lalu kita, atau apa yang kita miliki, Tuhan selalu mengasihi kita dan menganggap kita berharga di mata-Nya. Pertanyaannya, tahukah kita sendiri apa yang Dia inginkan atas diri kita?

 

Di dalam hati-Nya, Tuhan amat sangat rindu untuk kita jadi serupa dengan Dia dan bersama-sama dengan Dia. Itulah sebabnya Dia rindu untuk kita mengalami pertumbuhan demi pertumbuhan. Dia menyelamatkan dan memanggil setiap kita bukan karena suatu kebetulan atau hanya iseng, tetapi ada panggilan dan tujuan yang Dia siapkan untuk kita genapi bersama-Nya. Untuk dapat menggenapi panggilan tersebutlah kita perlu melewati proses pertumbuhan secara rohani. Pasti, ini tidak mudah, karena proses memang tidak mungkin instan. Sama seperti saat kita masih bayi, kita tidak langsung bisa berlari tetapi belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan merambat, sampai akhirnya bisa berlari. Kesetiaan kita untuk belajar dan melakukan hal-hal kecil akan membawa kita bertumbuh hingga mampu melakukan hal-hal besar, dan itulah yang Tuhan inginkan bagi kita.

 

Kedewasaan rohani bukan berbicara soal seberapa sering dan kerennya kita saat pelayanan, seberapa banyak jiwa yang telah kita jangkau, bahkan seberapa banyak orang yang memuji kita karena perbuatan kita. Namun, ini berbicara soal seberapa haus dan lapar kita mengenal Bapa kita dan bertumbuh dalam hubungan dengan Dia. It’s really personal, hubungan kita pribadi dengan Tuhan; tidak ada orang yang bisa menggantikan dan kita masing-masing perlu melewatinya sendiri. Mengapa ini menjadi yang terpenting? Karena ketika kita sudah memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, pola pikir dan karakter kita, serta cara hidup kita, akan berpusat pada Tuhan dan mengalir sesuai rencana-Nya. Secara otomatis, kita mulai melihat seperti Tuhan memandang, dan kita akan mengerti hati-Nya. Apakah ini mungkin, kita menjadi sejalan bahkan serupa dengan Allah?

 

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya,” 1 Petrus 5:10, TB.

 

Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya,” 2 Petrus 3:18, TB.

 

Ternyata, dengan kasih karunia-Nya, kita akan diberi kekuatan untuk melewati setiap proses pendewasaan yang ada. Kasih karunia Allah itu akan menjadikan kita penuh dengan hikmat sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kehendak-Nya, termasuk makin terlatih untuk berespons benar terhadap segala sesuatu. Dari situlah kita bertumbuh, bahkan mengalami percepatan dalam pertumbuhan rohani kita. Tanpa kita sadari, akan makin banyak pintu-pintu yang Tuhan bukakan dan percayakan kepada kita. Kita tidak lagi sibuk dengan diri kita sendiri, tetapi berfokus pada Tuhan. Akhirnya, kita jadi makin berdampak dan produktif dalam menjangkau jiwa-jiwa untuk memasuki proses mengenal Tuhan dan bertumbuh bersama Dia juga.

 

Yuk, kita yang sudah mengerti kebenaran bahwa Tuhan memanggil kita untuk menggenapi panggilan yang sudah ditentukan-Nya dari semula, maukah kita memberi respons terhadap panggilan-Nya itu? Apa pun capaian kedewasaan rohani kita masing-masing, Tuhan memanggil kita. Dia yang memanggil kita itu akan segera datang kembali. Ini bukan waktunya untuk berdiam diri dan mencari kenyamanan diri; ini waktunya untuk kita serius dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita bertumbuh makin mengenal Dia dan berubah menyerupai Dia, serta kita bergerak bahkan berlari menuju panggilan-Nya bagi banyak orang, yang sedang menunggu untuk masuk dalam proses mereka masing-masing juga. Percayalah dan lakukan bagianmu, karena selama kita berpegang pada Tuhan, Tuhan akan selalu memampukan dan membukakan jalan bagi kita. This is the time.

 

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman,” Matius 28:19-20, TB.

2023-05-24T15:03:49+07:00