///Tidak Ideal, atau Sempurna?

Tidak Ideal, atau Sempurna?

Sepulang keluarga kami dari perjalanan liburan lalu, ternyata anak kami terpapar virus yang menyebabkan fisiknya menjadi lemah dan sakit. Rupanya, virus yang telah mendunia sejak lebih dari dua tahun lalu ini masih tersebar di mana-mana. Paparan virus pada anak kami ini menular juga ke anggota keluarga yang lain, termasuk saya, sehingga kami sekeluarga mengalami dampak fisiknya. Kondisi yang tidak ideal harus kami jalani, termasuk melakukan isolasi mandiri selama beberapa hari.

 

Pada anak-anak kami, kondisi fisik tidak ideal ini hanya dua hari dirasakan. Saat hari ketiga tiba, kondisi mereka sudah pulih dan mereka kembali bisa beraktivitas normal di rumah. Namun, ini berbeda dengan kondisi yang saya rasakan. Saya seolah-olah menghadapi virus yang “cerdas”. Serangannya dimulai dengan sakit kepala berat, kemudian radang tenggorokan yang menyebabkan saya batuk, lalu selanjutnya pilek yang cukup menyiksa, bahkan tak ketinggalan pula terasa sakit dan linu di sekujur tubuh. Gejala-gejala ini seolah-olah melanda tubuh fisik saya tanpa henti, dan saat itu saya tidak tahu kapan semuanya akan berakhir…

 

Pada awalnya, kami menyesali mengapa kondisi ini bisa terjadi pada kami sekeluarga, padahal kami selalu menjaga protokol kesehatan dan bergaya hidup sehat. Rasanya mengecewakan bahwa usaha kami menjaga diri dari si virus seolah sia-sia, karena akhirnya kami terkena serangannya juga sehingga tubuh fisik kami “tumbang”. Syukurlah, dalam kondisi yang jauh dari ideal itu, Tuhan tetap menyatakan diri-Nya sebagai Bapa yang menyertai dan merawat. Saya pun memutuskan untuk tetap teguh dan percaya bahwa kesembuhan dari Tuhan sudah kami terima sekeluarga. Dari keputusan ini, saya dapat belajar untuk melihat kenyataan kasih dan penyertaan Bapa di dalam masa tinggal tenang dan istirahat. Di sisi lain, perhatian dan pernyataan kasih dari para sahabat menguatkan bukti nyata kasih dan penyertaan Bapa. Melewati hari-hari yang sangat menyakitkan secara fisik, akhirnya setelah hari ketujuh kami sekeluarga pulih dan kembali mampu beraktivitas normal. Semua terjadi oleh kasih karunia-Nya.

 

Pengalaman sakit karena terserang virus ini mengajarkan saya bahwa perjalanan kehidupan kita tidak pernah lepas dari masalah atau tantangan. Kita bisa saja mengusahakan dan merencanakan banyak hal agar semuanya berjalan baik, tetapi itu bukan berarti kita terjamin terhindar dari masalah atau kondisi yang tidak ideal. Yang perlu menjadi perhatian utama kita sebenarnya bukan susah payah dengan kekuatan manusiawi kita mengusahakan untuk keluar dari kondisi tidak ideal itu, melainkan menerima kasih karunia yang Bapa telah sediakan untuk kita sejak saat kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat atas diri kita. Dari kasih karunia yang telah kita terima itulah, kita menjadi kuat dan mampu keluar dari kondisi tidak ideal.

 

Sebagai manusia biasa, kita memang sering terjebak di dalam kerumitan berbagai pemikiran dan usaha diri sendiri untuk mencari jalan keluar, tetapi ini justru biasanya hanya mendatangkan keletihan atau bahkan “memakan korban”. Kita menjadi terlalu sensitif, penuh beban, tertekan/stress, bahkan sering kali orang- orang di sekitar kita pun turut menjadi korban karena terdampak oleh tindakan dan perasaan kita. Ingatlah, sejak awal kita hidup sebagai anak Tuhan, Dia menjadi Bapa kita. Dia telah menetapkan bahwa Dia sendirilah yang akan menyertai kita. Dalam setiap masalah, kondisi tidak ideal, dan kesukaran, mari mulai sadari jati diri kita sebagai anak Allah. Tetaplah percaya bahwa kasih karunia Bapa tidak pernah berhenti bekerja, dan kita sudah menerima kuasa-Nya yang memberi kemenangan itu. Inilah yang utama, kemudian barulah kita berusaha dengan mengikuti hikmat dan kuasa Tuhan yang dinyatakan dalam hidup kita. Dalam segala kesesakan dan kesukaran, di tengah-tengah kelemahan kita, kuasa Kristus menjadi sempurna mengalir di dalam hidup kita, menjadikan kita makin kuat dan menang, lalu menjadi terang bagi sesama. Dari kondisi yang tidak ideal, menjadi pengalaman kasih karunia yang sempurna.

 

Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, … Mereka berjalan makin lama makin kuat, …” – Mazmur 84:5a, 7a

2022-08-30T08:39:00+07:00