Korosi adalah reaksi reduksi/oksidasi karena persinggungan antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misalnya, air dan udara), yang menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Proses korosi terjadi secara perlahan-lahan dan proses kerusakannya kadang tidak terlalu terlihat dalam jangka pendek. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Seperti logam, karier kita juga bisa mengalami korosi, yaitu kerusakan yang terjadi secara bertahap, tidak terlihat dalam jangka pendek, lalu dampaknya baru dirasakan setelah sekian tahun berikutnya. Gejala kerusakan karier bisa berupa karier yang tidak berkembang, mandek di posisi tertentu selama bertahun-tahun, tak kunjung dipromosikan oleh perusahaan, tidak diberikan kepercayaan yang lebih besar oleh atasan, bisnis tidak berkembang dari tahun ke tahun, omzet menurun dari tahun ke tahun, dan banyak lagi. Untuk mencegahnya, kita perlu mengatasi faktor penyebabnya sejak kerusakan itu belum terjadi. Nah, apa saja yang faktor perusak karier seseorang? Di bawah beberapa di antaranya yang paling umum.
- Bekerja tanpa tujuan jangka panjang yang jelas
Banyak orang mengeluh tentang rasa tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu. Sebenarnya, tidak termotivasi terjadi karena orang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, yang akan menggairahkan mereka untuk melakukan apa pun. Tanpa tujuan hidup yang jelas, hidup kita menjadi hambar, mudah patah semangat, dan mudah kalah dalam menghadapi berbagai persoalan
Kiat mengatasinya: Pikirkan tujuan-tujuan Anda, susun tujuan jangka panjang Anda, lalu tuliskan di secarik kertas dan tempel di ruang pribadi Anda. Lembar tujuan hidup ini akan menjadi pemandu langkah-langkah Anda dalam bekerja sehari-hari.
- Hidup menuruti “apa kata orang lain”
Terlalu sering, kita terbiasa mendengarkan dan memercayai apa kata orang lain, tanpa memikirkan kebenarannya. Apa yang kita percayai dari perkataan orang lain itu lalu mendorong atau menghambat hal-hal tertentu dalam hidup kita secara tidak sehat. Contohnya, ketika kita akan membangun komunikasi yang baik dengan atasan, lalu rekan kerja bertanya apakah kita bermaksud menjilat atasan. Bagaimana respons kita? Apakah kita batal membangun hubungan baik dengan atasan karena khawatir disebut menjilat, atau sebaliknya?
Jika tindakan kita sering didasari oleh apa kata orang lain, komentar negatif dari orang-orang lain akan menghambat kita melakukan dan meraih hal-hal baik, bahkan membunuh semangat hidup kita. Semakin kita merenungkan kata-kata negatif dari orang lain, semakin kita tidak punya daya juang dalam menghadapi kesulitan. Akibatnya, kita tidak memiliki energi untuk berjuang membangun karier jangka panjang.
Kiat mengatasinya: Carilah kebenaran dari perkataan Tuhan tentang diri Anda, lalu gantilah prinsip hidup “apa kata orang lain” dengan prinsip hidup “apa kata Tuhan”.
- Tidak bisa menentukan prioritas
Tidak mampu mengatur prioritas pekerjaan membuat kita kebingungan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tenggatnya. Suatu tugas pekerjaan bisa saja selesai dikerjakan tanpa prioritas dan terburu-buru, tetapi hasilnya akan tidak maksimal dan jauh dari yang seharusnya (bahkan mungkin, jauh dari ekspektasi atasan atau klien). Sebagai pekerja yang membangun karier, kita harus mampu menyusun prioritas tugas dan konsisten mengerjakannya hingga tuntas.
Kiat mengatasinya: Setiap awal tahun, tentukan tiga prioritas utama Anda pada tahun tersebut yang ingin Anda capai. Misalnya, Anda ingin mengambil sertifikasi international dalam bidang Anda di negara lain, dsb. Lalu secara spesifik, setiap pagi, selalu pikirkan dan tentukan tiga prioritas kerja Anda ada hari itu, yang sejalan dan mendukung mencapaian tiga prioritas utama tahunan itu. Tuliskan dan tempelkan prioritas-prioritas utama Anda sebagai alat pengingat.
- Hanya fokus pada hal-hal negatif saja
Banyak karyawan dan kaum profesional berfokus pada kejelekan atasan, merenungkan dan menggosipkan kelemahan-kelemahan atasan, mengeluh tentang berbagai kebijakan perusahaan yang tidak disukai, dan hal-hal negatif lainnya. Padahal, jika kita terlalu fokus pada hal-hal buruk, kita akan mudah sekali patah semangat sehingga kita tidak bisa melihat lagi “sisi terang” dan berbagai peluang yang muncul. Ingatlah, kita membutuhkan motivasi dan semangat dalam bekerja membangun karier. Karena itu, berfokuslah pada hal-hal yang positif meskipun tetap sambil berusaha memperbaiki hal-hal yang memang negatif.
Kiat mengatasinya: Mulailah berlatih melihat orang lain dan memandang berbagai situasi dari sisi positif. Berlatihlah juga untuk berfokus pada hal-hal positif dalam diri Anda sendiri, dengan selalu mengucap syukur mengenai apa yang Anda miliki dan Anda mampu lakukan.
- Sering menunda pekerjaan
Harus diakui, sebagian besar dari kita masih memiliki sifat malas dan suka menunda-nunda dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Ketika waktunya tiba untuk pekerjaan harus diselesaikan, kita pun menjadi tergesa-gesa, hasil akhirnya menjadi buruk, dan gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Ini ialah penghambat dan perusak karier. Kebiasaan menunda pekerjaan juga berbentuk kebiasaan tidak mengambil langkah konkret dalam pekerjaan dan karier. Biasanya, kita yang terbiasa demikian akan menunggu situasi genting dahulu untuk benar-benar bertindak.
Kiat mengatasinya: Lakukan manajemen waktu dan tugas yang baik. Kerjakan setiap pekerjaan yang memang bisa dikerjakan sesegera mungkin. Setiap mengerjakan tugas, tentukan batas waktu atau durasi untuk diri Anda sendiri. Bila perlu tuliskan batas waktu ini di kertas sebagai alat pengingat. Kalau perlu, Anda pun bisa meminta bantuan orang dekat Anda sebagai pengingat atau penagih, yang akan mendorong Anda untuk segera bertindak lakukan sesuatu.
- Impian tanpa tindakan
Jika kita hanya bermimpi, hanya bercita-cita, hanya merencanakan; tanpa tindakan konkret; selamanya kita akan tetap berpijak di tempat yang sama. Ini termasuk dalam hal karier dan pekerjaan. Membosankan. Tidak ada kegairahan baru. Tidak terjadi perubahan apa-apa. Tidak ada tantangan baru. Pada akhirnya, karier mati dan semangat hidup padam. Artinya, jika kita sudah memiliki rencana dan tujuan yang jelas, mulailah dengan langkah pertama. Bertindaklah!
Kiat mengatasinya: Salah satu cara terbaik supaya kita bertindak dan melangkah adalah melalui bantuan orang lain (idealnya, mentor). Mintalah mentor Anda untuk melecut semangat Anda untuk bertindak.
- Takut salah dan takut gagal
Perasaan takut adalah hasil karya iblis yang hebat yang ditebarkannya kepada manusia. Ketika perasaan takut ini muncul, kita tidak akan mampu melakukan apa-apa. Dalam pekerjaan, rasa takut salah dan gagal akan membunuh daya juang kita dan jika dipelihara terus-menerus akan merusak karier kita secara jangka panjang.
Kiat mengatasinya: Lakukan latihan afirmasi diri dan pengakuan iman dengan menggunakan berbagai kutipan ayat Firman di dalam Alkitab. Renungkan dan perkatakan kebenaran Firman tersebut untuk menaklukkan rasa takut yang muncul. Misalnya, Anda bisa memakai ayat Yesaya 41:10 sebagai andalan untuk mengusir rasa takut.
Akhirnya, kebenaran Firman dalam Yosua 1:7 yang tertulis di awal artikel ini telah mengingatkan kita untuk berpegang teguh dan kuat di dalam Firman Tuhan, karena Firman Tuhanlah yang akan menjadi pemandu kita dalam membangun karier. Oleh kuasa Firman Tuhan yang kita hidupi, kita tidak akan mudah “terganggu” atau “terpengaruh” oleh hal-hal negatif yang akan merusak diri dan karier. Mari kita tetap setia untuk membangun manusia roh dan hidup dipimpin oleh Firman Tuhan, termasuk dalam membangun karier akan tetap selaras dengan Firman Tuhan.