//Seri Paulus : Rasul Paulus dan Panggilan Surgawi

Seri Paulus : Rasul Paulus dan Panggilan Surgawi

Orang Kristen mana yang tak kenal nama Paulus? Paulus adalah rasul yang juga penginjil terbesar, penanam gereja yang produktif, pemenang dan pemurid banyak jiwa, sekaligus penulis 14 kitab dalam Perjanjian Baru. Namun, perjalanan hidupnya sebelum dia dikenal dengan semua kehebatan itu, saat namanya masih Saulus, sangat gelap. Sebelum  menerima Yesus sebagai Tuhannya, Saulus merupakan salah satu tokoh yang mengerikan di kalangan pengikut Yesus, karena dia menganggap ajaran Kristus sebagai ajaran yang menyimpang dari hukum agama Yahudi. Hanya panggilan surgawi Kristuslah yang menyelamatkan dan mengangkat Saulus menjadi Paulus yang kita kenal.

Karena kisah hidupnya yang luar biasa itu, Paulus menjadi tokoh yang sangat menarik untuk kita bahas dalam e-Build! secara berseri. Mulai edisi ini, kita akan lebih mengenal dan melihat kuasa Tuhan yang bekerja luar biasa atas hidup Paulus, termasuk bagaimana Tuhan memakai seorang penganiaya pengikut Tuhan hingga menjadi orang yang memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Kita akan melihat proses hidup Paulus menggenapi panggilan Tuhan dan ujian-ujian iman yang harus Paulus jalani sampai dia menyelesaikan misi Tuhan dalam hidupnya. Selamat menikmati berkat Tuhan lewat perjalanan hidup Rasul Paulus.

 

Saulus, Penganiaya Jemaat

Nama Saulus pertama kali muncul di Kisah Para Rasul 7:58, “Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.” Dikisahkan, ketika Stefanus dilempari batu oleh anggota-anggota Mahkamah Agama, Saulus ada di sana dan menyetujui Stefanus mati dibunuh. Saulus muda pada saat itu merupakan orang yang sangat membenci pengikut-pengikut ajaran Yesus, bahkan menjadi aktivis agama Yahudi yang dengan bengis berusaha keras membinasakan siapa yang mengikuti ajaran Yesus. Saulus seorang radikalis agama Yahudi. Dia memasuki rumah demi rumah dan menyeret orang-orang keluar, laki-laki dan perempuan, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara (Kis. 8:3). Lukas mencatat pengakuan Paulus tentang dirinya saat masih seorang Saulus, “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret,” (Kis. 26:9).

 

Latar belakang kehidupan pribadi Saulus tercatat pula dalam Alkitab. Dia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota utama di provinsi Kilikia, yang terletak di sebelah timur Asia (kini disebut Turki). Saulus juga mempunyai nama lain dalam bahasa Romawi, yaitu Paulus, yang artinya “kecil”. Nama Paulus ini kemudian menjadi nama barunya saat telah menjadi pengikut Kristus. Saulus adalah keturunan suku Benyamin dan tumbuh besar di Yerusalem. Sepanjang masa mudanya, dia merupakan seorang yang terpelajar dan dididik oleh seorang rabi Yahudi yang paling dihormati pada masa itu, Gamaliel. Dalam masa mudanya itu, Saulus sangat taat terhadap hukum Taurat dan hidup sebagai orang Farisi menurut mazhab (aturan tata cara beribadah dan cara hidup sehari-hari) yang paling keras dalam agama Yahudi. Itu sebabnya, dia tumbuh menjadi seorang fanatik dan teroris agama yang kejam. Dia juga bertekad untuk menumpas semua orang yang mengikuti ajaran Yesus, yang dianggapnya sebagai penyimpangan dari hukum Taurat, sehingga dia menjadi penganiaya paling kejam bagi orang-orang pengikut Yesus. Dia menangkap dan menyiksa, bahkan memaksa para pengikut Yesus untuk menyangkali iman mereka. Dengan berbuat demikian Saulus menganggap dirinya telah mengabdi kepada Tuhan, seperti pengakuannya sendiri, “… aku penganiaya jemaat,” (Fil. 3:6).

 

 

Panggilan Pertobatan, Titik Awal Perubahan

Di tengah-tengah semua tindakan kejam Saulus tanpa dia sendiri sadari, Tuhan tetap mengasihinya. Ternyata, Tuhan justru telah menetapkan Saulus menjadi alat pilihan-Nya yang dipakai untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa. Kebengisan Saulus sama sekali tidak menghalangi rencana Tuhan atas dia, dan titik awal perubahan terjadi dalam panggilan pertobatan Tuhan atasnya. Pertobatan itu terjadi saat perjalanan Saulus ke Damsyik dalam rangka misi terorismenya, ketika dia hendak menghadap imam besar Yahudi agar diberi surat kuasa untuk membunuh murid-murid Yesus.

Saulus berhasil mendapatkan surat kuasa itu. Dia berkata, “Dari mereka (imam besar dan majelis tua-tua) aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum,” (Kis. 22:5). Namun, Tuhan berniat dan sanggup menghentikan kepongahan Saulus. Tuhan bertindak merespons tindakan Saulus.

Saat sedikit waktu lagi Saulus akan sampai di kota Damsyik, Tuhan memanggilnya. Cahaya dari langit yang begitu menyilaukan matanya tiba-tiba muncul, membuatnya terjatuh dari kuda yang ditumpanginya. Ini kita ketahui dari kesaksiannya sendiri, “Tetapi dalam perjalananku ke sana, …tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik,” (Kis. 22:6-11).

 

Dari panggilan pertobatan itu, Tuhan membawa Saulus ke sebuah titik awal perubahan terpenting bagi hidupnya. Kita tahu, Saulus menjadi buta lalu bertobat dan dimuridkan, kemudian menjadi pengikut bahkan hamba Kristus yang sangat hebat. Peristiwa perjalanan menuju Damsyik itu menjadikan awal perubahan hidup Saulus menjadi Paulus. Seorang penganiaya dan teroris kejam yang menganggap dirinya membela Tuhan dijumpai dan diubahkan oleh-Nya menjadi seturut kehendak-Nya melalui sebuah perjumpaan. Melalui perjumpaan itulah, Paulus, akhirnya mengambil keputusan untuk meninggalkan cara hidupnya yang lama dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya, yaitu panggilan surgawi. Hasil dari panggilan surgawi itu berdampak luas, yaitu buah-buah murid Kristus di seluruh dunia, bukan bagi kehidupan Paulus sendiri saja.

 

Saulus telah berubah menjadi Paulus, dan perjalanan hidupnya yang baru sebagai Paulus berlimpah dengan teladan serta pelajaran bagi orang-orang Kristen segala zaman. Nantikan kelanjutan perjalanan hidup baru Rasul Paulus pada edisi mendatang, hanya di e-Build!

2023-04-25T08:15:19+07:00